Lihat ke Halaman Asli

Tamita Wibisono

TERVERIFIKASI

Creativepreuner

Berkah Sedekah Apapun Bentuknya, Senantiasa Mengantarkan Kebahagiaan bagi Kita

Diperbarui: 8 Mei 2020   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok pri. Ketika Sampah Plastik yang saya kumpulkan menjadi sarana sedekah dan Connecting Happiness pada sesama

Akhir tahun lalu saya bergabung menjadi nasabah bank sampah. Sadar bahwa saya belum bisa lepas dari penggunaaan plastik akhirnya menjadi sampah, saya pun mulai asyik memilah sampah plastik.

Saat Corona melanda, agenda  menabung sampah secara langsung pun sedikit terkendala. Meski ada beberapa cara sebenarnya yang bisa tetap ditempuh baik diantarkan melalui jasa transportasi online ataupun dikirim melalui jasa pengiriman logistik terpercaya.

Dok.pri memilah sampah plastik

Hingga pada suatu ketika, tepatnya beberapa malam yang lalu saya melihat seorang ibu tengah memungut botol plastik bekas di jalan. Cukup lama saya mengamati Sang Ibu yang mengayuh sepeda dengan menenteng kantong plastik berwarna merah untuk tempat mengumpulkan botol bekasnya. Teringat saya mengumpulkan hal yang sama yang belum saya setorkan ke bank sampah, saya pun menyapa dan menawari sang Ibu untuk mengambil botol plastik yang sudah saya kumpulkan. Jelas, botol plastik tersebut lebih bersih dan sudah dipilah.

Raut kebahagiaan terpancar dari wajah sang Ibu yang hampir 3 x dalam seminggu menempuh jarak yang cukup jauh dari rumahnya untuk mencari botol plastik bekas. Dalam waktu singkat kantong plastik berukuran besar tersebut penuh dengan botol yang bersih. Ya, botol plastik tersebut bisa dijual oleh sang Ibu pada pengepul. Tidak banyak nilainya memang, tapi Sang ibu berulang kali mengucapkan terima kasih.

Dok.pri ketika Sampah plastik bisa menjadi sarana sedekah

Ketika Sampah bisa menjadi sedekah. Malam itu nyatanya sampah membawa berkah bagi saya maupun Sang Ibu. Saya selipkan dalam kantong terpisah beberapa bahan makanan yang tersedia dirumah. Lagi-lagi tidak dalam jumlah yang banyak, tapi saya yakin tetap bermanfaat. 

Memberi sebagain yang kita miliki pada orang lain, terlebih pada mereka yang membutuhkan adalah wujud sedekah. Tak harus wah, yang terpenting terasa berkah bagi keduanya. 

Apalagi disaat Ramadan dimana Corona membuat situasi kian terasa sulit secara ekonomi. Memaknai sedekah sebagai cara kita berbagi tentu menjadi kewajiban bagi kita yang masih diberi rejeki lebih kepada mereka yang jauh lebih membutuhkan. Konon, sedekah dalam bulan Ramadan akan berlipat berkahnya.

Itulah kenapa Connecting Happiness  menjadi penuh makna ditengah ancaman Corona. Disaat semua harus menjaga jarak dan dirumah saja, maka kita memerlukan sesuatu yang mampu mewujudkan connecting Happiness agar tetap bisa mengantarkan kebahagiaan pada diri sendiri dan orang lain, apapun bentuknya.

Terkait keinginan dan kehendak berbagi sedekah ala saya, tak hanya sampah plastik semata, melainkan juga waktu dan tenaga. Sadar bahwa saya belum bisa berdonasi rupiah dalam nominal yang besar, maka saya pun meluangkan waktu dan tenaga saya sebagai relawan yang membantu memasak di dapur rakyat Ciputat -Tangerang sebagai bagian dari sedekah moril, memberi dukungan pada gerakan kebaikan yang memberi sedekah nasi bungkus pada masyakarat yang membutuhkan disaat pendemi begini. 

Dok pri meluangkan tenaga dan waktu membantu memasak di dapur rakyat Ciputat seminggu 2 x

Secara kepribadian saya memiliki jiwa Altruism. Saya meyakini bawah sebagian yang saya miliki, adalah hak orang lain yang membutuhkan. Hal itu pula yang membuat saya tergerak untuk tidak saja berbagi tenaga dan waktu, melainkan pula berbagi bahan makanan dari persediaan yang saya miliki. Tak banyak memang, tapi setidaknya itulah bentuk sedekah yang mampu saya jalani saat ini.

Dok.pri berbagai bahan makanan dari persediaan yang ada dirumah

img-20200508-172013-5eb58785d541df14df74f646.jpg

Sore tadi saya pun mengirim sedikit bahan makanan berupa garam, penyedap rasa, kecap, kopi, ke sebuah alamat yang sudah 2 Minggu ini aktif membuka tangsi lumbung pangan. Gerakan ini menyerupai food bank, dimana siapapun bisa berdonasi bahan makanan dan bisa diambil oleh warga masyarakat yang membutuhkan. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline