Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan Dana Pensiun

Mau Berkualitas dan Nyaman, Perbaiki Skill Bukan Hanya Gelar Akademis

Diperbarui: 6 Oktober 2025   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pentingnya skill sosial dalam hidup (Sumber: TBM Lentera Pustaka)

Ini kenyataan. Selama bertahun-tahun kita dicekoki keyakinan bahwa kunci kesuksesan ada pada pendidikan formal. Disuruhnya u sekolah tinggi lalu dapat gelar. Pendidikan dianggap "tiket emas" menuju pekerjaan bagus, gaji besar, dan masa depan yang cerah. Ternyata, faktanya tidak sesederhana itu.

Hari ini, tidak sedikit orang yang pendidikannya tinggi tapi susah dapat kerjaan. Ada yang punya gelar tinggi tapi hidup pas-pasan. Sebaliknya, ada orang tanpa pendidikan tinggi justru bisa membangun bisnis besar atau punya karier cemerlang. Jadi, apa iya pendidikan yang tinggi jadi penentu jalan hidup seseorang? 

Berdasarkan pengalaman, ternyata bukan pendidikan yang jadi variabel penting untuk sukses apalagi hidup nyaman. Justru skill atau keterampilan diri justru seringkali jauh lebih berharga daripada gelar atau pendidikan. Pendidikan mungkin bisa jadi "pintu masuk". Tapi skill-lah yang membuat kita bertahan di dalamnya. Jadi perbanyak skill apapun dan di mana pun.

 

Skill terbukti lebih bernilai daripada sekadar gelar atau pendidikan. Skill mengelola waktu. Tidak usah pengen dibilang paling sibuk tapi cukup efektif dalam menggunakan waktunya. Di negeri ini, banyak orang pintar tapi tidak bisa fokus tidak punya prioritas. Akhirnya capek sendiri dan cuma jalan di tempat. 

Skill yang tidak kalah penting adalah komunikasi. Sebab katanya, 85% kesuksesan hidup itu berasal dari kemampuan komunikasi, bukan dari gelar akademis. Banyak orang punya ide bagus tapi gagal mengkomunikasikannya. Begitu pula dengan skill problem solving harus dimiliki. Masalah itu diselesaikan bukan diomongkan apalagi dikeluhkan. Selagi masih hidup, masalah tidak pernah berhenti muncul. Orang dengan gelar tinggi cuma bisa paham teori, tapi jika tidak mampu mencari solusi praktis maka ilmunya hanya berhenti di atas kertas. Jadilah problem solver, bukan pengeluh.

Tidak kalah penting juga skill manajemen emosi. Banyak orang cerdas tapi gagal mengendalikan emosinya. Terlalu arogan dan gegabah mengambil keputusan, akhirnya hubungan baik diabaikan. Dan skill terakhir yang harus dimiliki, bila mau sukses dan berkah, adalah skill sosial (kesalehan sosial). Seperti saya berkiprah di TBM Lentera Pustaka sudah berjalan 8 tahun ini, ternyata bersosial membuat hidup lebih tenang, fokus, tidak punya intrik, dan lebih berkah. Semuanya jadi gampang dan mudah, sungguh terjadi. Dan jadi sering bersyukur, Alhamdulillah. 

Semua skill itu jarang diajarkan di sekolah, padahal sangat menentukan kualitas hidup seseorang. Pendidikan atau gelar memang penting, tetapi bukan segalanya. Dunia hari ini lebih menghargai mereka yang punya skill nyata: mengelola waktu,komunikasi, menyelesaikan masalah, mengendalikan emosi, dan bersosial. Jadi tingkatkan skill saja. Jika gelar adalah pintu masuk, maka skill adalah kunci yang membuat kita bisa benar-benar tinggal dan berkembang di dalam ruangan itu. Pada akhirnya, bukan seberapa tinggi pendidikan kita yang menentukan kesuksesan. Tapi seberapa terampil kita mengubah pengetahuan menjadi tindakan nyata. Ubah niat baik jadi aksi nyata dengan bersosial. Salam literasi!

Pegiat literasi di TBM (Sumber: TBM Lentera Pustaka)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline