Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Apa Capaian yang Diraih Taman Bacaan? HUT ke-3 TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak

Diperbarui: 5 November 2020   19:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TBM Lentera Pustaka

Selalu ada cara beda dalam merayakan hari ulang tahun. Ada yang berpesta, ada yang tiup lilin, ada pula yang lebih banyak berdoa untuk menjadi lebih baik dari hari kemarin. Semua itu sah-sah saja dan boleh-boleh saja.

Lalu bagaimana yang ulang tahun taman bacaan masyarakat?

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) tentu belum banyak yang tahu. Akibat sifatnya yang hanya kepedulian social dan bukan Pendidikan formal. TBM hanya bagian pendidikan masyarakat. Untuk membangun dan memelihara gerakan literasi di tengah masyarakat. Apalagi di tengah gempuran era digital dan era revolusi industri 4.0 yang katanya serba canggih.

Tapi lain halnya dengan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Hari ini 5 November, TBM Lentera Pustaka menginjak usia 3 tahun sejak berdiri tahun 2017. Diresmikan oleh Bapak Prof. Dr. Sofyan Hanif (Warek 3 UNJ kala itu), Ibu Dr. Liliana Muliastuti (Dekan FBS UNJ), sahabat saya  Khatibul Umam Wiranu (Anggota DPR), Pak Teddy Pembang (Camat Tamansari) dan Kepala Desa Sukaluyu, usia TBM Lentera Pustaka relatif masih muda walau tidak bisa dibilang seumur jagung.

Sebagai taman bacaan, di hari ulang tahun ke-3, TBM Lentera Pustaka bersyukur atas kegiatan literasi yang sudah dijalankan. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak di daerah miskin yang terancam putus sekolah. Bahkan sebelumnya, anak-anak kampung ini tidak pernah punya akses terhadap buku bacaan. Nah, setelah berusia 3 tahun, TBM Lentera Pustaka harus melaporkan capaian-capain yang sudah diraih, antara lain:

1. Jumlah anak pembaca aktif yang kini mencapai 70-an anak, dari awalnya saat beridiri hanya ada 14 anak.

2. Jumlah koleksi buku telah mencapai 4.000 buku, bacaan dari sebelumnya hanya 600 buku saat didirikan.

3. Rata-rata buku yang dibaca per minggu kini mencapai 5-8 buku per anak per minggu, dari sebelumnya hanya 1-2 buku. Saja.

4. Jam baca rutin digelar 3 kali seminggu 9Rabu-Jumat-Minggu), dari sebelumnya hanya 2 hari saja.

5. Bahkan sejak 2018 ada program baru bernama Gerakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA) yang awalnya diikuti 4ibu-ibu kaum buta aksara sebagai warga belajar, tapi kini ada 11 ibu-ibu warga belajar yang rutin belajar setiap minggunya.

6. Program Anak Yatim Binaan yang kini menaungi 11 anak yatim yang rutin disantuni setiap bulan agar tidak putus sekolah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline