Lihat ke Halaman Asli

Syaifuddin

Peminat kajian dan praktisi ekonomi syariah

Prima Journey ke Tobelo

Diperbarui: 7 Juni 2020   05:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Hari masih pagi saat meninggalkan rumah di kelurahan Sangaji Ternate. Menurut pengalaman, untuk menyeberang ke Shofifi dari Ternate sebaiknya pagi hari setelah subuh. Turun dari jama'ah di masjid Al Awwabin saya bergegas membawa laju motor ke Pelabuhan Bastiong. Perbekalan sudah disiapkan sejak kemarin sore untuk perjalanan melintas sisi timur pantai Halmahera Utara.

Sampai di Pelabuhan, pintu gerbang pembayaran tiket sudah mulai ramai. Memesan tiket dan motor, supaya dapat parkir motor di lokasi paling strategis. Ada kehawatiran, karena ini perjalanan pertama ke daratan yang informasinya hanya saya dapatkan dari cerita dan sedikit panduan perjalanan di google.  Perjalanan sendiri untuk tinggal 3 hari dengan sepeda motor merupakan kegiatan yang menyenangkan dan menegangkan.

Veri tidak segera angkat jangkar. Dua jam menunggu kapal penuh. Waktu sengaja diperpanjang karena banyak pegawai pemerintah daerah yang naik veri secara gratis berkantor di pemerintah daerah propinsi Maluku Utara di Shofifi. Mentari pagi menghangatkan sisi kanan veri. Ruang AC di bagian atas bersih dan terawat. Para abdi negara yang berangkat kerja menikmati perjalanan yang indah. Satu setengah jam perjalanan disuguhi keindahan laut yang membiru, di kejauhan hutan hujan hijau memagari pulau pulau di sekeliling.

Menengok ke sisi barat nampak ramai kesibukan pagi Ternate yang menggeliat. Ke atas sedikit permadani pepohonan menyelimuti punggung bukit sampai leher gunung Gamalama. Di puncaknya nampak bebatuan dan material kering bercampur asap tipis yang keluar dari kepundan. Pemandangan yang indah dan menakjubkan pada pagi yang cerah. Perjalanan serasa telusur samudera, paru paru meneguk oksigen segar, menjernihkan pikiran, menentramkan perasaan. Sepanjang pelayaran, dibelai udara sepoi sepoi basah, mentari pagi menyapu, geladak mengusir dingin tubuh.

Jam 8.00 veri sampai di pelabuhan Shofifi pulau Halmahera. Kesibukan penumpang yang menunggu untuk naik ke kapal, bercampur penumpang yang bergegas turun menuju enam kabupaten yang tersebar di seluruh penjuru Halmahera. Di paruh sebagian utara pulau Halmahera  ada kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Timur dan Halmahera Utara, dapat menyeberang dengan speed boat ke kabupaten Pulau Morotai. Pada bagian paruh selatan pulau Halmahera ada Kabupaten Halmahera Tengah dan Kabupaten Halmahera Selatan.

Supaya dapat melintas dataran tinggi yang tidak diketahui medannya dengan tenang, langkah pertama harus mencari kios bensin dan membeli perbekalan. 

Jangan berharap dapat bensin sepagi itu di Shofifi. Sebagian besar pom bensin jam operasionalnya cukup pendek, seringkali baru buka jam 9.00 pagi dan tutup lebih cepat. Tidak semua pom bensin beroperasi setiap hari, menunggu kiriman BBM dari pangkalan dermaga BBM terdekat. Di kota yang kecil bahkan cenderung seperti desa, jangan berpikir seperti di Jawa, 15 km sudah dapat bertemu depot BBM. 

Dari Shofifi sampai Tobelo sepanjang 250 km saya hanya jumpai 2 pom bensin, satu di Shofifi masih tutup, kedua di kecamatan Kao. Mobil angkutan umum Shofifi-Tobelo memanfaatkan kios kios bensin di kampung kampung sepanjang perjalanan.

Rute perjalanan dimulai dari Shofifi menuju Dodinga sepanjang 25 km, dengan perbukitan agak landai. Belakang memunggungi laut menghadap ke kegelapan rimbun hutan di sepanjang perjalanan. Jalanan kurang bagus, banyak retakan, lubang dan aspal yang mengelupas. Menjelang sampai di Dodinga jalanan mulai bagus, rata dan aspal baru. Kesan saya desa desa bernuansa agama sudah mulai terasa. 

Dodinga adalah persimpangan dari Shofifi, ke kiri menuju Jailolo Halmahera Barat, Lurus menuju Buli Halmahera Timur, arah kanan menuju Tobelo Halmahera Utara.

Tidak sulit mengenali arah ke Tobelo. Memasuki wilayah kabupaten sudah disambut dengan pos jaga keamanan yang cukup besar. Tidak ada pemeriksaan kendaraan atau kartu identitas, namun keberadaanya memberikan kesan aman, meski anda akan memasuki wilayah bekas konflik. Tidak terlalu jauh terdapat kompleks markas tentara yang luas dan besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline