Lihat ke Halaman Asli

Syaifuddin Sayuti

TERVERIFIKASI

blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

Siapa di Atas Presiden?

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14250236461554693557

Saat negara berada dalam kondisi chaos, di mana peran Presiden? Apakah Presiden sebagai pemegang kendali pemerintahan adalah satu-satunya pihak yang memutuskan ? Bagaimana dengan peran 'tangan-tangan di luar pemerintahan?' Adakah ia menentukan 'warna' pemerintahan? Ataukah ia adalah "Presiden" sebenarnya?

Pertanyaan bernada gugatan semacam ini bisa ditemukan dalam film terbaru karya sutradara kenamaan Hanung Bramantyo dan Rahabi Mandra berjudul "2014 : Siapa di atas Presiden?"

Film ini mencoba keluar dari tren film yang pernah ada. Menyentuh persoalan politik yang sensitif. Bersetting sepenggal situasi saat pemilihan presiden (pilpres) 2014 di negeri ini dengan ramuan bumbu laga, action, dan drama.

Film "2014" berkisah tentang persaingan alam Pilpres dengan 3 orang kandidat yang bersaing berebut kursi kepresidenan, yakni Bagas Notolegowo (diperankan Ray Sahetapy), Farhan Abdul Hamid (Rudy Salam) dan Syamsul Triadi (Akri Patrio).

Bagas Notolegowo, salah satu capres yang punya mimpi memberantas korupsi, menjadi sentral dalam kisah ini. Ia difavoritkan menggantikan presiden Jusuf Syahrir (Dedy Sutomo) karena selalu berada dipuncak polling capres. Di puncak persaingan, Bagas mengalami mimpi buruk, dijebak dalam sebuah konspirasi jahat. Ia didakwa membunuh.

Merasa ayahnya bukan pembunuh, Ricky (diperankan oleh Rizky Nashar) sang anak mencari tahu siapa 'musuh' ayahnya sebenarnya. Upaya berliku Ricky dibumbui adegan laga dan percintaan dengan anak seorang pengacara bernama Laras (Maudy Ayunda).

Konflik-konflik yang ditampilkan lumayan masuk akal. Beberapa hal yang selama ini hanya kita duga-duga, dalam film ini coba disuguhkan dengan hitam putih. Seperti perilaku korup aparat penegak hukum yang selama ini dirasakan masyarakat namun tak pernah digambarkan secara gamblang melalui pita seluloid.

Apa yang digambarkan Hanung dan Rahabi Mandra sangat kontekstual dengan situasi kekinian. Drama perseteruan politisi dengan KPK sempat disentil, termasuk upaya konspirasi yang melibatkan banyak pihak juga dibuka.

Dalam film ini tokoh Bagas Notolegowo adalah personifikasi tokoh yang dirindukan banyak orang tapi tidak diinginkan para 'penjahat'.  Dan Ray Sahetapy berhasil menghidupkan karakter Bagas dengan cukup baik. Ray bisa tampil sebagai seorang Capres yang berwibawa, berpendirian dan tegas. Meski berada dalam kondisi terjepit, sosok Bagas tetap berpikiran jernih dan tak hanyut pada tekanan para 'penjahat'.

Wajah dan Cermin Masyarakat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline