Lihat ke Halaman Asli

Syahirul Alim

TERVERIFIKASI

Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Risma Lebih “Menjual” untuk DKI Satu

Diperbarui: 6 Agustus 2016   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tri Rismaharini. harianindo.co.id

Sosok Walikota Surabaya, Tri Rismaharini atau lebih dikenal dengan Risma disebut-sebut bakal maju dalam Pilkada 2017 DKI Jakarta nanti. Sinyal majunya Risma sebagai kontestan politik di Jakarta sudah diberikan oleh Sekjen PDI-P Hasto Kristianto. 

Menurut Hasto, seluruh kepala daerah yang berasal dari PDI-P akan dievaluasi dan yang memperoleh dukungan masyarakat lebih dari 80 persen akan dijadikan pertimbangan untuk dicalonkan sebagai kontestan pada Pilkada DKI Jakarta 2017 nanti. Risma merupakan salah satu kader PDI-P yang pada pilkada 2015 mendapat mayoritas suara pemilih lebih dari 86 persen. 

Kehadiran Risma dalam kontestasi Pilkada DKI 2017 disinyalir akan akan menjadi "angin segar" bagi konstelasi politik di DKI Jakarta. Selama ini, calon-calon yang muncul ke publik, seperti Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Yusril Ihza atau Adhiyaksa Dault nampaknya sering memunculkan kegaduhan politik. Risma diharapkan menjadi sosok yang mampu membawa perubahan lebih baik bagi Jakarta dengan segudang pengalaman dalam bidang pemerintahan yang selama ini digelutinya.

Risma diharapkan akan menjadi penantang Ahok yang selama ini digadang-gadang sebagai calon terkuat untuk berada di posisi DKI satu. Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Public Policy Institute, Agung Suprio, bahwa keberadaan Risma memang potensial untuk Pilkada DKI Jakarta. Agung menilai Risma memiliki potensi yang cukup kuat dan berpeluang memenangkan Pilkada DKI 2017. 

Jakarta sejauh ini merindukan pemimpin yang tegas sekaligus santun, bukan hanya sekedar pemimpin yang tegas. Risma meskipun seorang yang nasionalis, namun mampu menonjolkan sisi relijius-humanis-nya dengan lebih mengedepankan aspek kesantunan dalam mengelola persoalan masyarakat di daerahnya. 

Megawati Soekarnoputri nampaknya sudah memberikan sinyal juga agar Risma bisa maju dalam Pilgub DKI Jakarta. Dengan demikian, Risma hanya menunggu restu dari Presiden Jokowi, jika Megawati sudah merestui, maka kemungkinan kecil Jokowi tidak akan menolak pencalonan Risma.

Risma juga diharap dapat “membeli” suara perempuan yang cukup signifikan di Jakarta. Jumlah pemilih perempuan diprediksi semakin banyak, sehingga Risma berpotensi untuk meraup suara perempuan disana. 

Majunya Risma dalam Pilgub DKI Jakarta nanti merupakan babak baru dalam sejarah kepemimpinan politik di Jakarta yang justru selama ini masih didominasi kaum laki-laki. Jika Risma terpilih nanti, maka satu-satunya gubernur perempuan sepanjang sejarah di DKI Jakarta akan dimulai dari sini. Hal ini juga akan lebih sesuai dalam upaya memotret undang-undang politik mengenai 30 persen keterwakilan perempuan dalam kekuasaan politik.

Dari beberapa potensi cagub DKI Jakarta yang beredar di publik, Risma cenderung lebih “menjual” bahkan dibanding nama Ridwan Kamil yang juga cukup memiliki potensi sebagai pemimpin yang tegas dan santun. Ridwan yang notabene berasal dari kader PKS akan mengalami banyak hambatan ketika disandingkan dengan cagub-cagub lainnya. 

PKS dianggap sebagai representasi dari Koalisi Merah Putih (KMP) yang justru masih dianggap oposisi dalam pemerintahan Jokowi-JK, sehingga ketika Ridwan seandainya maju dalam Pilgub DKI Jakarta sulit mendapat restu dari pimpinan-pimpinan yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang secara politik mendukung sepenuhnya pemerintahan. Artinya, sosok Ridwan secara hitung-hitungan politik akan lebih sulit jika harus memenangkan Pilkada DKI 2017 tahun depan.

Asumsi saya, Risma memiliki banyak potensi dilihat dari berbagai sisi. Selain berasal dari parpol yang memiliki dukungan terbesar dalam masyarakat Indonesia, Risma selama dua periode memimpin Surabaya telah menorehkan banyak keberhasilan di daerahnya. Risma juga dinilai sosok bersih dalam karir politik dan cenderung anti KKN. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline