Lihat ke Halaman Asli

Apa Bacaan Anak-anak Sekarang?

Diperbarui: 1 Oktober 2022   04:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Majalah bekas (sumber: idntimes.com )

Dalam sebuah diskusi, kita pernah ditanya oleh seorang teman. "Apa bacaan anak-anak saat ini?"

Pertanyaan ini muncul akibat keprihatinan teman ini melihat anak-anak sekarang sangat kecanduan bermain game melalui gawai. Juga kalau kita nelongok lapak koran dan majalah, bacaan anak-anak sudah sulit didapatkan. Berbeda dengan dulu pada era kita masih anak-anak masih tampak majalah Kuncung, Bobo, Donald Bebek dan lain- lain. Kini, paling kita hanya bisa mendapatkan majalah yang sudah almarhum ini melalui market place.

Kalau kita membayangkan masa kecil generasi Baby Boomers, inilah generasi yang paling berbahagia. Selain terdapat majalah anak-anak juga banyak komik bergambar maupun cerita anak-anak  di toko buku. Bahkan saat itu ada lapak-lapak yang menyewakan buku, kita membayar saat ingin meminjam buku.

Nah, pada masa itu, anak-anak jadi memiliki kegemaran membaca, tanpa diminta maupun dipaksa oleh orang tua. Roman-roman sejarah juga banyak dibukukan, anak-anak malahan sering  mencuri waktu atau sembunyi-sembunyi saat membacanya agar tidak ketahuan orang tuanya. Akibatnya memang sering terlambat makan.

Saat Ini yang disebut era milineal atau eranya generasi Z, penulis buku cerita anak-anak malah makin jarang atau tidak ada. Padahal sekarang ada fasilitas belajar menulis pada blog pribadi atau keroyokan. Sedikitnya penulis cerita anak berimbas pada makin sedikitnya buku untuk anak yang diterbitkan. Penulis malas menulis karena tidak ada hasilnya, padahal dulu kita berlomba-lomba menulis, termasuk di media cetak. Padahal sekarang dengan adanya media elektronik, menulis lebih cepat, bisa langsung diunggah ke internet.

Bagaimana supaya buku bacaan untuk anak kembali marak? Harus ada pihak-pihak yang mau mempelopori penulisan di blog lalu dibukukan. Cerita harus dibuat semenarik mungkin hingga mampu mengalahkan minat anak bermain game pada gawai. Bila perlu didukung oleh hadiah yang menarik dari Pemerintah atau swasta agar penulis rajin menulis cerita anak. Lalu penerbitan juga berani menerbitkannya. Memang kondisinya berjudi antara berhasil atau gagal, namun harus dicoba. Karena literasi harus dibiasakan sejak anak, agar anak terbiasa gemar membaca.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline