Lihat ke Halaman Asli

Pengagungan Terhadap Ilmu

Diperbarui: 11 Mei 2024   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Halaqah yang pertama dari halaqah silsilah ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy adalah tentang tentang Pengagungan Terhadap Ilmu.

Telah berkata Syaikh Dr. Shaalih bin Abdullah bin Hamd Al Ushoimiy Hafidzohullah dalam muqodimah kitab beliau Khulashoh Ta'dimi 'Ilmi bahwa banyak sedikitnya ilmu seseorang sesuai dengan pengagungannya terhadap ilmu itu sendiri.

Barangsiapa yang hatinya penuh dengan pengagungan terhadap ilmu maka hati tersebut pantas menjadi tempat bagi ilmu tersebut. Sebaliknya barangsiapa yang berkurang pengagungannya terhadap ilmu maka akan semakin berkurang bagiannya. Kemudian beliau menyebutkan 20 perkara yang merupakan bentuk pengagungan terhadap ilmu :

1. Membersihkan tempat ilmu yaitu hati.

Apabila hati kita bersih maka ilmu akan berkenan masuk semakin bersih hati maka akan semakin mudah menerima ilmu dan hal yang mengotori hati dan menjadikan ilmu sulit masuk adalah kotoran syahwat dan syubhat.

2. Mengikhlaskan niat.

Yaitu dengan mengikhlaskan niat karena Allah ta'ala di dalam menuntut ilmu sesuai dengan keikhlasan seseorang maka dia akan mendapatkan ilmu dan niat yang ikhlas dalam menuntut ilmu adalah apabila niatnya :

  • a. Mengangkat kebodohan dari diri sendiri
  • b. Mengangkat kebodohan dari orang lain
  • c. Menghidupkan ilmu dan menjaganya supaya tidak punah
  • d. Mengamalkan ilmu

3. Mengumpulkan tekad untuk menuntutnya meminta pertolongan kepada Allah subhanahu wata'ala dan tidak merasa lemah.

Sebagaimana dalam hadits

Hendaklah engkau melakukan apa yang bermanfaat untuk dirimu dan memohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah engkau merasa lemah. (HR. Muslim).

Dahulu Imam Ahmad bin Hanbal terkadang ingin keluar dari rumahnya untuk menghadiri majelis ilmu gurunya sebelum datang waktu shubuh dan sebagian mereka membaca shahih bukhari kepada gurunya dalam 3 majelis atau 3 pertemuan. Ini semua menunjukkan bagaimana semangat dan tekad pada pendahulu kita di dalam menuntut ilmu.

4. Memusatkan semangat untuk mempelajari Alquran dan Hadits.

Karena inilah awal dari ilmu itu sendiri.

5. Menempuh jalan yang benar di dalam menuntut ilmu agama.

Orang yang salah cara di dalam menuntut ilmu maka orang tersebut tidak akan mendapatkan keinginannya atau mendapatkan sedikit disertai rasa lelah yang sangat. Dan cara yang benar di dalam mempelajari satu cabang ilmu yaitu:

Dengan menghafal sebuah matan kitab yang menyeluruh dan dia mengumpulkan perkara-perkara yang rajih atau yang dikuatkan menurut para ulama di bidang tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline