Lihat ke Halaman Asli

SUSANTINI

Selalu berdoa

Saat di Negeri Seberang

Diperbarui: 18 Oktober 2019   16:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu hari ketika berada di negeri seberang, aku mencoba untuk berjalan – jalan dengan menggunakan angkutan umum. Kulihat ada sebuah bus lalu naiklah aku dan tiba di pasar. Saat aku berjalan pulang, aku bingung bagaimana caranya akan pulang. Ketika tiba didepan penginapanku, kupencet bel yang ada di dalam bus itu, tetapi aneh supirnya tidak mau menghentikan busnya. Aku bingung dan sambil berkata “stop” pada supirnya, supirnya diam saja. Dalam hati aku berpikir barangkali supirnya tidak mengerti bahasaku. Kuulangi lagi, kupencet lagi belnya sambil berkata “stop”, supirnya masih diam saja.

Di dalam  bus kulihat penumpang yang lain juga diam saja mungkin karena bahasa yang berbeda pikirku. Akhirnya aku diam saja dalam kebingungan. Tibalah di suatu halte bus, kemudian supirnya mempersilakan aku untuk turun dari bus dengan bahasa isyarat. Barulah aku sadari bahwa di negeri ini sangat tertib dan disiplin kalua menurunkan penumpang harus di halte, berbeda dengan negeriku saat itu. Aku merasa malu dan pelajaran untuk diriku yang kudapat dari negeri orang.

Ini merupakan pengalaman yang tak terlupakan saat di negeri seberang. Pengalaman yang memalukan tetapi aku tidak malu untuk menceritakan di depan orang di negeriku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline