Lihat ke Halaman Asli

Surtini Hadi

kebermanfaatan

Doa yang Makin Panjang

Diperbarui: 4 Desember 2015   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption=""niniku" --taufik hidayat"][/caption]Akhirnya, kita tumbuh menua. Seluruh masa dan ruang yang pernah kita lalui, mengabarkan kematian. Ya, kematian tokoh-tokoh yang (mungkin) dekat sekali, pernah dekat, pernah bermusuhan, istimewa dan lain-lain kadarnya- dengan kita.

Setiap kabar kematian berhembus, Tuhan sepertinya memastikan, bahwa antrian semakin dekat. Maju selangkah demi selangkah, tanpa kita tahu siapa urutan didepan kita. Ketika jenazah siap diberangkatkan, dan kita dimintai kesaksian atasnya, degup jantung kita makin kencang meniup-niupkan kecemasan. Bersama gemuruh  koor “ baiiiiikkk…!!!” , Pak Kyai mengakhiri khutbahnya dengan “ kita tidak tahu kapan dan dimana kita akan mati, tapi kita boleh meminta pada Tuhan agar membaikkan cara dan keimanan kita saat kematian datang “.

Semakin menua, doa kita semakin panjang. Doa khusus bagi orang-orang yang mendapat kematian lebih dahulu. Doa tentang bagaimana kita mempersiapkan sebuah kematian, doa tentang keselamatan, kesalihan, istiqomah dan khusnul khotimah. Doa akan sebuah pertemuan, setelah kematian.

Selamat jalan, sahabat, keluarga, guru, tetangga, dan saudara dalam islam-- yang telah mendapat kematian terlebih dahulu. Doa ‘wabil khusus’ku makin panjang untuk kalian.

 

Salatiga, Hujan November 2015




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline