Lihat ke Halaman Asli

Surtini Hadi

kebermanfaatan

MAKHLUK SIGNIFIKAN

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Karena dalam hidupnya, posisi manusia bukan pada “ adalah” tetapi “ semoga” dan “insya allah”, maka manusia memang tidak boleh berhenti berharap, meminta, berdoa dan berjuang untuk kebaikan dan kemanfaatannya.

Satu diantaranya adalah berdoa dan berjuang untuk menjadi makhluk signifikan, makhluk yang keberadaannya diperhitung-kan. Jika hadir dihitung, jika tidak hadir dicari.Dalam konsep islam, kita mengenal tentang "sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak bermanfaat bagi sesama". untuk sampai pada maqom tersebut, tentu banyak jalan dan proses yang harus ditempuh.

Sebagai awalan--yang kita butuhkan adalah sebuah akad atau deklarasi bahwa kita
akan melakukan sesuatu yang bermanfaat. Deklarasi tersebutlah yang akan merubah satatus kita. dengan status tersebut, apa yang akan kita perjuangkan jadi lebih jelas. Ketika kita mendeklarasikan diri kita sebagai pengusaha misalnya, maka detik itu juga kita adalah pengusaha. Pun-prasarat lain mungkin belum terpenuhi.

Yang lebih dasyat--sesungguhnya, kita akan memperjuangkan apa yang telah kita yakini bahkan sampai penghabisan jiwa kita. Seluruh alam akan berkonspirasi bagi terwujudnya mimpi kita. Secara substansi--mimpi itu luar biasa, jadi memang harus jelas mimpi dan tujuan kita. Ibarat mengikuti lomba lari marathon, jika tidak mengetahui garis finishnya sejak awal, pun energi masih penuh--malas lah tentunya melanjutkan.
yakinlah--mimpi itu luar biasa bagi hidup kita.

Menjadi makhluk yang signifikan begitu halnya dengan menjadi sukses, ini adalah soal kecerdasan. Dan kecerdasan adalah soal kebiasaan. Tentu saja kebiasaan yang bersyarat, yaitu creative and problem solving. Jadi biasakanlah berperilaku signifikan, sabar dan istiqomah terhadap proses yang menyakitkan. Meminjam istilah Muhammad Ali :
" Saya membenci menit demi menit dalam pelatihan, namun saya berkata jangan berhenti. menderitalah sekarang dan jalani sisa hidup anda sebagai seorang pemenang”, atau yang sudah sangat familiar bagi kita, “berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian”.

Meninggalkan kebiasaan menonton tv, gosipping, menunda, dan lain-lain adalah hal yang tak ringan.
Kebiasaan mem baca buku positif, berkawan dengan orang-orang saleh, meningkatkan kapasitas diri, be positive thinker memang berat, m emang sakit, tapi itu proses. Deklarasikan sekarang, kemudian lalui prosesnya dengan sungguh-sungguh. Tiga bulan kedepan, pastikan kita dapati diri kita telah terbiasa dan bersikap konsisten menuju sesuatu yang kita idam-idamkan.
Ini soal pilihan--
pilihan untuk berarti dalam hidup yang sekali ini.

(dari pelatihan dan diskusi soft skill enterpreneur di perpustakaan ruang dunia PPQ Al Amin Pabuaran Purwokerto, beberapa tahun lalu )

    




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline