Lihat ke Halaman Asli

Anton Surya

Pengelana

Cerita Crazy Rich Indonesia Tempo Doeloe

Diperbarui: 27 Januari 2021   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oei Tiong Ham (Sumber: semarang.nl / via historia.id)

Di masa lampau Indonesia memiliki seorang yang kekayaan yang tajir melintir yang bernama Oei Tiong Ham. Dia pernah tercatat sebagai orang terkaya tidak cuma di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara. 

Oei Tiong Ham dilahirkan di Semarang pada  19 November 1866 dari seorang saudagar bernama Oei Tjie Sien. Oei Tjie Sien yang mendirikan yang mendirikan usaha bernama "Kian Gwan" yang kemudian hari menjadi konglomerasi terbesar di Asia Tenggara bahkan Asia Timur.

Oei Tji Sien sendiri sudah bisa melihat bakat bisnis yang dimiliki Tiong Ham sehingga saat dia meninggal, dia mewariskan Kian Gwan kepada Tiong Ham sedangkan kepada anaknya  yang lain dia memberikan uang dan properti yang nilainya tidak sedikit sehingga tidak terjadi perebutan harta warisan. 

Oei Tiong Ham ternyata sangat brilian dia mampu yang membesarkan bisnis Kian Gwan hingga mancanegara. Kian Gwan memiliki cabang di Singapura, Thailand, Malaya (Malaysia), Tiongkok, Kalkuta, Shanghai, London hingga New York. Kian Gwan bergerak dalam beragam bisnis mulai dari perdagangan hingga industri pengolahan. 

Naluri bisnis dan kerja keras membaut Tiong Ham menjadi orang terkaya di Asia Tenggara. Berbeda dengan Orang Tionghoa pada masa itu yang lebih banyak memperkerjakan sanak saudara dalam perusahaan, Tiong Ham lebih memilih kaum profesional sehingga dia lebih banyak memperkerjakan Orang Belanda pada level manager dan Direktur.  

Selain pekerja keras Oei Tiong Ham juga seorang playboy, sehingga memiliki banyak istri dan anak. Diperkirakan jumlah istri dan gundiknya 18 orang dan anaknya berjumlah 49 orang. Dari Istri pertamanya dia memiliki dua anak peremapuan, salah satunya seorang putri yang sangat terkenal sebagai sosialita yang bernama Oei Hui Lan. Oei Hui Lan menjadi Ibu Negara Republik Rakyat Tiongkok pertama karena menjadi Istri Wellington Koo yang diangkat sebagai pejabat presiden pertama.

Bersama Istrinya kesayangan yang bernama Lucy Ho, dia pindah ke Singapura untuk menghindari pajak dari Pemerintah Hindia Belanda, sedangkan perusahaan di Hindia Belanda dijalankan oleh dewan direksi yang bekerja secara professional. Oei Tiong Ham meninggal di Singapura pada tanggal 6 Juni 1924 pada umur 57 tahun. 

Kerajaan bisnisnya diteruskan oleh dua putranya yaitu Oei Tjong Swan dan Oei Tjong Hauw. Tetapi perebutan warisan berujung sengketa pengadilan, meski akhirnya selesai dengan pembagian kekayaan. Oei Tjong Hauw kemudian melanjutkan bisnisnya di Indonesia. Tjong Hauw kemudian Menjadi anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), tetapi dia tutup usia pada tahun 1950.

Bisnis Kian Gwan dilanjutkan oleh putranya dari Lucy Ho, Oei Tjong Tjay. Oei Tjong Tjay yang lahir dan besar di luar negeri membuatnya kesulitan beradaptasi dengan gaya bisnis Indonesia belum lagi gangguan dari putra Oei Tjong Hauw dalam menjalankan bisnisnya membuat Kian Gwan sulit berkembang. 

Dengan pemerintahan yang baru, Kian Gwan mencoba beradaptasi, salah satunya bergabung dengan partai politik, tetapi ketidakselarasanya dengan beberapa pejabat dalam pemerintahan Sukarno, membuatnya beberapa kali terancam pembunuhan. Meski tidak diketahui siapa yang mengancam, tetapi Tjong Tjai bisa merasakan hal itu. Kedekatannya dengan Ventje Sumual membuatnya dalam kesulitan. Seperti Kita ketahui bahwa Ventje Sumual kemudian membrontak dan mendirikan permesta di Sulawesi Utara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline