Lihat ke Halaman Asli

Anton Surya

Pengelana

Kenali Kejahatan Siber Paling Sederhana

Diperbarui: 25 April 2020   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

shutterstock

Kini kita sudah masuk era digitalisasi. Dimana aplikasi dalam perangkat digital kita menjadi andalan dalam berkomunikasi maupun bertransaksi. Kejahatan paling sering dan sederhana adalah dengan menggunakan rekayasa sosial. 

Ditengah pandemi Covid-19, membuat kita mengandalkan aplikasi daring dalam melakukan transaksi karena kita dianjurkan untuk tetap dirumah. untuk itu kita perlu mengenali beberapa bentuk modus kejahatan siber. 

Penjahat memanfaatkan kelemahan pengetahuan korban untuk menggasak uang yang dimiliki. Baru-baru ini ada beberapa korban yang menggunakan aplikasi ojek Online (Ojol)untuk mengguras tabungan korban. Korban secara tidak sadar melakukan transfer yang tidak seharusnya terjadi kepada rekening pelaku, sehingga pelaku rugi besar.

Transfer tersebut dilakukan dengan alasan kita harus memasukan kode unik karena transaksi sebelumnya gagal, padahal yang terjadi terjadi transfer berulang. 

Kita tidak menyalahkan aplikasi maupun provider ojol, karena penjahat selalu mencari celah dalam melakukan tindakan kriminal. Di luar ojol sering terjadi kejahatan siber dalam bentuk lain.

Seperti penipuan dengan merekayasa keluarga yang kecelakaan atau menjadi korban salah tangkap polisi dengan meminta tebusan berupa uang yang harus ditransfer secepatnya. 

Selain modus seperti diatas ada juga bentuk kejahatan siber yang sederhana lain yaitu dengan memanfaatkan kartu kredit.

Dalam setiap transaksi dengan menggunakan kartu kredit sebagai konsumen pasti kita akan diminta untuk memberi nomor kartu kredit.

Nomor karu kredit itu yang kemudian dimanfaatkan untuk melakukan transaksi diluar pengetahuan konsumen. tetapi kini beberapa bank sudah menerapkan untuk memasukan nomor PIN untuk setiap transaksi. 

Meski kejahatan itu belum menimpa kita sebaiknya kita waspada karena kejahatan mudah dipelajari oleh pelaku kriminal dan bisa menyasar siapa saja pemakai aplikasi digital sebagai korbanya.

Semoga berguna




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline