Lihat ke Halaman Asli

Suradin

Penulis Dompu Selatan

Bersantai Bersama Sahabat dengan Cerita Penuh Inspirasi di Pantai Lakey

Diperbarui: 8 Januari 2021   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri. Di pantai Lakey, Kecamatan Hu'u Kabupaten Dompu-NTB, 

SAYA bukan siapa-siapa di pertemuan itu. Saya hanyalah seorang pemuda yang hanya bisa menghitung umur dan memaknai kehidupan. Kemudian hari-hari saya biasanya di sibukkan dengan menarik ulur layar handphone untuk singgah di beberapa postingan di media sosial. Ketika di ajak dan bersua dengan orang-orang hebat dan konsen dalam banyak urusan; Sosial, politik terlebih pertambangan, saya merasa terhormat.

Sebelumnya saya sedang bersantai di pantai situs Nangasia. Namun tidak berselang lama, seorang kawan mengajak saya untuk menyambangi pantai Lakey. Kawan itu tidak sendiri, ia bersama beberapa yang lain dengan menggunakan dua mobil yang serba putih. Karena sudah kenal lama dengan kawan itu, saya pun mengamini ajakannya.

Dok. Bhogda

Dari pantai situs Nangasia menuju pantai Lakey, perjalanan kami tidak sampai menghabiskan waktu mengisap satu batang rokok. Karena jalanan menuju pantai Lakey sudah di aspal, mobil yang kami tumpangi seolah tidak mendapat hambatan sama sekali, terkecuali ketika keluar dari jalan utama menuju pantai. Karena beberapa meter dari itu, jalannya masih bertanah lumpur dan di beberapa titik masih terlihat kubangan bekas air hujan yang masih mengendap jelas.

Pasir putih, gulungan ombak, hempasan angin laut langsung menyambut kedatangan kami ketika kaki menginjak tanah. Di pinggir pantai Lakey di salah satu bar di kapal bekas yang sudah di modis, kami menikmati temaram senja di awal bulan Januari.

Dok. Chen, pantai Lakey

Dok. Chen

Di atas pasir putih di sediakan beberapa tempat duduk, ayunan serta tempat untuk berbaring bagi para pengunjung. Kami menempati salah satu dari tempat  yang disediakan. Untuk menikmati temaram senja di langit sore, seorang di antara kami memesan tiga pizza porsi jumbo dan beberapa botol minuman dingin. Saya sendiri memesan teh hangat.


Awalnya kami cukup menikmati suasana dengan membincangkan topik sekitar aktivitas keseharian. Terlebih saat ini sebagian besar kawan yang hadir sedang konsen berafiliasi dengan tambang di kampung. Karena nggak paham mengenai pertambangan, saya memilih banyak mendengarkan. Paling tidak saya mendapatkan banyak suplai informasi mengenai pengalaman kawan-kawan ini.

Dok. Chen, 

Saya cukup kagum dengan pengalaman mereka sampai bisa membuat CV dan memiliki karyawan sendiri. Selain itu, yang membuat saya berdecak kagum mereka ingin membangun kekompakan serta semangat yang sama untuk bisa membuat suatu perubahan di tengah-tengah masyarakat.

Dan yang membuat perbincangan semakin hangat dan menarik, ternyata salah seorang dari kami ada yang akan ikut kontestasi pilkades beberapa bulan ke depan. Di hadapan kami, ia berkisah tentang niatnya membangun desa, yang kini dinilainya perlu ada sentuhan-sentuhan agar ada perubahan. Berangkat dari realitas serta pengalamannya, ia cukup yakin memenangkan pertarungan.

Walaupun dirinya menyadari, diperlukan dukungan serta support dari banyak pihak dalam wujudkan keinginannya. Karena akan ada banyak tantangan yang harus dirinya lalui untuk meyakinkan massa rakyat untuk memberikan dukungan pada dirinya.

Dokpri. 

Yang membuat saya terkesima, ketika ia begitu santai dan datar menanggapi pertanyaan serta komentar dari beberapa orang di antara kami. Tidak ada tanggapan yang sinis apa lagi menolak saran yang kami lontarkan. Bahkan ia mengakui, saran serta kritikan di pandangnya sebagai nutrisi dan vitamin dalam perjuangannya.

Lebih mengagumkan lagi, tidak terucap satu kalimat pun dari mulutnya menyinggung calon lain, apa lagi  mendeskreditkannya di hadapan kami. Malah ia katakan, pernah mengajak para calon lain untuk duduk bersama dan membincangkan tentang desa. Seolah ia ingin mengatakan kepada semesta, tujuan boleh sama, tapi tidak harus bermusuhan satu sama lain. Ia ingin pemilihan nanti bisa berjalan damai dan mengedepankan persaudaraan di antara sesama warga desa.

Dokpri

Dok. Chen, 

Padanya saya hanya menaruh harapan, jika mimpinya terwujud nanti, ia bisa menjadi pemimpin yang amanah. Terlebih ide dan gagasan yang ia hamparkan kepada kami bisa ia wujudkan dan memberikan manfaat kepada masyarakatnya. Keinginannya untuk menjadi salah satu kontestan perlu diapresiasi dan disambut baik oleh semesta. Padanya, kami semua yang hadir hanya bisa mengirimkan doanya semoga saja langkahnya menuju tangga kekuasaan diberikan jalan yang mudah dari yang maha kuasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline