Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Sujadi

Enterpreneur

Mengubah Peta Perekonomian Indonesia dengan Tol Laut

Diperbarui: 21 Agustus 2018   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kapal Tol Laut Pelni di Natuna (Ft Pribadi)

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dikhitahkan Allah SWT sebagai negara kepulauan dengan 17.544 pulau yang tersebar di seluruh Nusantara. 

Ada 5 pulau besar terdiri Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Ada pulau-pulau sedang seperti Ambon, Halmahera, Kupang, Selayar, Flores, dan lainnya. Namun tak sedikit pula, bahkan puluhan ribu pulau-pulau kecil tersebar dari Sabang di barat, Miangas di utara, Pulau Rote di selatan hingga Merauke di paling timur Indonesia.

Kita sadari bahwa negara kita dua pertiga wilayahnya berupa lautan, berupa air yang belum kita maksimalkan seluruh potensi didalamnya. Sejarah mencatat NKRI yang Merdeka pada 17 Agustus 1945 yang diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta memiliki penduduk sangat besar, terdiri 256 juta jiwa pada tahun 2018 ini. 

Sangat ironis, wilayah yang demikian luas namun penyebaran penduduk tidak merata. Jawa yang tidak lebih besar dari Sulawesi, dihuni 46 % penduduk Indonesia.

Sementara Pulau Kalimantan, Sulawesi dan Papua yang wilayhnya demikian luas dihuni lebih sedikit penduduk karena sisa 54 % penduduk Indonesia di luar Jawa menempati wilayah-wilayah di seluruh pulau di Nusantara. Dengan demikian keseimbangan penyebaran penduduk tidak merata dan berpengaruh terhadap penyebaran kesejahteraan rakyat.

Warga di Jawa begitu mudah mendapatkan bahan pokok, transportasi, listrik, internet dan berbagai fasilitas kesehatan hingga pendidikan kapan saja bisa. Sementara penduduk di daerah Kisar dan Moa Maluku Barat Daya, Lirung, Keratung dan Miangas di Sulawesi Utara serta pulau-pulau kecil kesulitan bahan pokok, BBM, listrik dan internet.

Kesulitan-kesulitan itu dikarenakan selama hampir 70 tahun Indonesia Merdeka, daerah-daerah tersebut masih kurang tersentuh kehadiran negara, sehingga mereka dengan kemampuan terbatas berusaha memenuhi kebutuhanya sendiri melalui jalur-jalur distribusi yang kurang tertata baik, sehingga timbul disparitas, kesenjangan harga barang dengan Jawa yang serba mudah, murah dan dapat dipenuhi kapan pun.

Untuk membangun daerah terpencil, terdepan dan perbatasan pemerintah telah menetapkan Nawa Cita atau sembilan agenda prioritas untuk ditangani. 

Dalam Nawacita ketiga Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam negara kesatuan. Untuk mewujdukan agenda tersebut, pada masa kampanye Presiden Jokowi melempar ide "Tol Laut" yang menghentak pemirsa televisi untuk mengubah perekonomian Indonesia.

Toko Modern hadir di Saumlaki, pulau terdepan dekat Australia (dok. Pelni)

Peta perekonomian Indonesia antara Jawa dengan luar Jawa, khsusunya di pulau-pulau terluar atau daerah terdepan, daerah terpencil, infrastrukturnya tertinggal jauh, sehingga membuat beberapa daerah menjadi daerah tertinggal dalam bidang infrastruktur. 

Ketertinggalan pembangunan infrastruktur ini menimbulkan distribusi barang kebutuhan pokok tidak merata sehingga menimbulkan kesenjangan ekonomi, disparitas harga yang berakibat pada ketertinggalan suatu wilayah.

Pemerintahan Jokowi-JK menuntaskan janjinya yang disampaikan pada masa kampanye Pilpres 2014-2019. Setelah mendapat mandat dari rakyat, Presiden Jokowi segera mewujudkan mimpi menjadikan Indonesia negara yang sejahtera. Untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut, perlu upaya untuk mengubah "Peta Perekonomian Indonesia" khsususnya di daerah 3TP.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline