Lihat ke Halaman Asli

Sugiyanto Hadi Prayitno

TERVERIFIKASI

Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Puisi | Kanvas Terakhir

Diperbarui: 9 Januari 2020   23:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

lukisan jeihan diantara perempuan|Gambar: http://rupasenirupa.blogspot.com

Serupa sosok dalam kanvas, ada saat jeda, ada waktu pamit
Kanvas lama menjelma kenang kehidupan
Duduk termangu, lama menunggu, serasa tak sabar

Di belakang nisan berukir, selebihnya bohlam berpijar pada siang mendung  
Ada genang isak, duka menetes menyesaki bola mata

Sepi sekali rasanya, seisi cakawala menahan beku
Menepi, dalam diri kian renta

"Telah kuserap sejumput racun kehidupan, telah kucecap madu hikmah," sergahmu dengan mata kuyu

Warna-warni pudar, tegas dan kuat semangat, tiap gores semakin temaram, redu.
Saatnya memilih diam. Kanvas bertumpuk terisi penuh 

 "Dan kini tiba, kubaringkan pikir dan dzikir pada harap perjumpaan, denganMu.. . . . .!"

Ada selalu kanvas terakhir untuk dilukis
Bayangmu sendiri, kisah panjang perih-ngeri, sepi, bahagia 

Coretan panjang, sejauh mata memandang, di ambang waras dengan gila
Suatu hari, ada sela. Kanvas kembali lapang, lengang. Selamat jalan. ***

Cibaduyut, 9 Januari 2020 M / 14 Jumadil Awal 1441 H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline