Lihat ke Halaman Asli

Pertanian dan Sarjana Pertanian

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sarjana Pertanian sejatinya adalah gelar akademik yang diberikan kepada mahasiswa fakultas pertanian yang telah selesai menyelesaikan studinya.  Kepada yang bersangkutan itulah  diberikan ijazah sebagai tanda kelulusan dan yang bersangkutan berhak memakai gelar tersebut dibelakang namanya sesuai peraturan yang berlaku.

Sarjana Pertanian bukanlah sebuah profesi suatu pekerjaan. Sarjana pertanian tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan / profesi.  Sarjana pertanian bisa bekerja dan berkarya sesuai kompetensinya pada bidang pertanian, namun sarjana pertanian juga tidak dilarang jika hendak bekerja dan berkarya pada bidang lainya. Tidak ada larangan apapun jika yang bersangkutan melakukan hal ini.   Sama juga dengan sarjana lainya yang bekerja tidak pada bidang kompetensinya, toh banyak juga yang sukses walaupun tidak sesuai bidang ilmunya. jadi jangan heran dan kaget jika banyak sarjana pertanian yang bekerja di bank, asuransi, medical representatif, jurnalis maupun berwira usaha, semuanya wajar dan sah-sah saja. Yang penting mereka masih tetap berkarya dan menyumbangkan tenaga dan pemikirnya walaupun bukan pada bidang ilmunya.

Dunia pertanian adalah dunia yang luas dengan segala aspek teknis, sosial, ekonomi dan permasalahanya.  Pertanian bukanlah hanya menanam padi saja, pertanian dalam arti luas juga mencakup perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura, peternakan serta kegiatan lain yang bersifat non budidaya (off farm)  seperti permodalan / pembiayaan pertanian (bank, dll), pengolahan dan pemasaran hasil, mesin-mesin pertanian serta sarana produksi lainya seperti industri pupuk, pestisida, dll.  Itulah sedikit gambaran betapa luasnya cakupan pertanian secara umum dan sangkut pautnya dengan lainya.

Lalu, dimana posisi dan peran sarjana pertanian?

Sarjana pertanian dapat berperan sebagai pelaku langsung kegiatan pertanian baik dalam kegiatan budidaya maupun non budidaya. Sebagai pelaku langsung, sarjana pertanian bisa sebagai pengusaha pertanian (agripreneur). Sebagai agripreneur mereka tentu harus bertani dengan cara yang lebih baik dibandingkan petani lainya. Agripreneur harus mempunyai kemampuan manajerial yang baik, menguasai teknik budidaya dengan baik pula, menguasai seluk beluk pemasaran hasil secara memadai dan mempunyai kemampuan finanasial yang kuat serta kemampuan membaca peluang usaha suatu komoditas.

Banyak pula sarjana pertanian yang berperan dalam pemerintahan baik sebagai pengambil kebijakan pembangunan pertanian, sebagai petugas teknis ataupun sebagai penyuluh pertanian. Mereka tentu berkarya dan menyumbangkan tenaga dan pemikiranya sesuai tugas, peranan dan posisinya masing-masing, walaupun mungkin masih belum memuaskan dan belum memberikan hasil yang sempurna. Paling tidak mereka sudah berbuat.

Sarjana pertanian yang menekuni penelitian dan pengembangan sudah banyak menghasilkan bebrbagai temuan, terobosan, inovasi baik berupa teknologi terapan / teknologi tepat guna. Berbagai benih unggul nasional sudah dihasilkan oleh mereka termasuk berbagai benih unggul padi, kedelai maupun jagung. Namun kadang kita tidak menyadari kalau nasi yang kita makan itu benihnya dihasilkan dari keringat dan jerih payah para sarjana pertanian yang bergelut dengan pemuliaan tanaman untuk menghasilkan benih unggul. Termasuk juga teknologi dibidang pupuk, pestisida maupun mesin-mesin pertanian

Di dalam ilimu penyuluhan, petani dikategorikan sebagai pelaku utama pembangunan pertanian. Sedangkan penyuluhnya sendiri hanyalah sebagai mitra petani. Artinya keberhasilan sustu usaha tani bukanlah ditentukan oleh penyuluh pertanian tetapi sebagian besar ditentukan oleh petaninya itu sendiri.

Berbagai peranan inilah yang menyebabkan kita tidak bisa menggeneralisasi posisi sarjana pertanian dikaitkan dengan kondisi pembangunan pertanian kita pada saat ini. Sarjana pertanian hanyalah bagian dari sistem pembangunan pertanian di tanah air, sarjana pertanian bukanlah penentu utama keberhasilan pembangunan pertanian. Walaupun demikian sarjana pertanian dengan berbagai peranan, posisi dan tugasnya masing - masing ikut berperan dengan memberikan sumbangan tenaga dan pemikiranya untuk kemajuan bangsa ini.

Kita menyadari dan jujur mengakui maaih banyak kelemahan, kekurangan dan kelemahan yang melingkupi dunia pertanian kita. Beras yang sebagian masih kita impor, serbuan buah dan sayur impor, daging yang massih diimpor juga serta kedelai yang meruoakan bahan baku tahu dan tempe juga masih diimpor dengan jumlah yang besar.   Kondisi pertanian kita yang masih menghadapi berbagai permasalahan tentu merupakan tantangan bagi kita semua, terutama para sarjana pertanian. Di sanalah kita berharap mereka bisa menghasilkan pemikiran dan tindakan nyata untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline