Lihat ke Halaman Asli

Karakteristik Gereja

Diperbarui: 1 September 2018   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Terlepas dari perbedaan-perbedaan kecil yang ada, gereja-gereja yang menggerakkan jemaat berbagi karakteristik yang sama. Kesamaan ciri khas ini bahkan seringkali melampaui batasan denominasi maupun teologi. Ada sembilan tanda gereja yang menggerakkan jemaat.

Kesatuan yang penuh kasih

Karena yang dibicarakan adalah gereja yang menggerakkan jemaat, perhatian utama bukan difokuskan pada apa yang dilakukan oleh rohaniwan kepada jemaat. Yang disorot adalah bagaimana masing-masing jemaat berinteraksi. Ini tentang apa yang dilakukan di antara sesama jemaat.

Kesatuan dalam gereja yang menggerakkan jemaat di Efesus 4:12 dilandaskan pada dua hal penting. Yang pertama adalah keselarasan dengan panggilan Allah (ayat 1-3). Kesatuan yang penuh kasih di antara jemaat merupakan respons terhadap panggilan Allah. Ini bukan sekadar program gereja, namun tuntutan Allah. Sebagaimana di dalam panggilan ilahi ada kasih, belas kasihan, dan pengampunan, demikian pula seharusnya tercermin dalam relasi antar orang percaya.

Yang kedua, kesatuan rohani yang fundamental dan tak berubah (ayat 4-6). Semua orang percaya paling tidak memiliki tujuh kesamaan: satu tubuh, satu Roh, satu pengharapan, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa. Perselisihan seringkali terjadi karena banyak orang lebih menyoroti perbedaan yang superfisial daripada kesamaan yang fundamental ini.

Dua pondasi di atas diwujudkan dalam keramahan (friendliness) dan pertemanan (friendship). Yang pertama berbicara tentang atmosfer sebuah gereja secara umum, terutama di mata pendatang baru. Apakah ada kehangatan dan perhatian? Apakah hal itu sudah menjadi budaya dari suatu gereja?

Yang kedua berbicara tentang relasi yang lebih khusus dan mendalam. Pertemanan melompati batasan tembok gereja, liturgi ibadah, maupun pembicaraan yang indah. Ini tentang relasi dalam kehidupan nyata yang membawa kepuasan individual dan pertumbuhan komunal. Apakah persekutuan yang ada lebih luas daripada persekutuan doa dan ibadah bersama? Apakah setiap anggota memiliki teman untuk berbagi penderitaan dan kebahagiaan?

Fokus pada karunia

Setiap gereja pasti digerakkan oleh kekuatan tertentu. Mungkin itu adalah talenta dan kharisma rohaniwan yang hebat, sistem gereja yang rapi, tradisi yang mengakar, program yang kreatif, gedung yang nyaman, atau keuangan yang melimpah. Mempunyai salah satu atau beberapa dari kekuatan ini bukanlah dosa.

Semua itu baru menjadi salah apabil dijadikan ukuran keberhasilan. Menjadi tidak kokoh, apabila tidak ada keseimbangan dengan aspek-aspek lain. Menjadi keliru, apabila tidak disertai dengan fokus yang jelas dan benar.

Sebuah gereja yang menggerakkan jemaat akan mengerahkan seluruh tenaga, pikiran, dan waktu untuk optimalisasi aset terbesar gereja, yaitu keragaman karunia/talenta jemaat. Daripada terjerumus pada rutinitas yang membosankan dan berbagai aktivitas yang melelahkan, gereja yang benar memilih untuk menjadikan pembangunan tubuh Kristus sebagai motor penggerak dinamika gereja. Ini terutama bukan masalah program gereja, melainkan upaya untuk menjadi gereja dalam arti yang sebenarnya: kumpulan orang yang sudah diselamatkan (great sinners, but humble saints) yang saling melayani.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline