Gatalnya sapi disikapi manja. Bila itu terjadi, sapi-sapi mendekati sikat yang akan berputar dan bergerak otomatis mengitari bagian badan.
Asyiknya berkunjung ke peternakan sapi perah, di kawasan Pangalengan -- Bandung Selatan, Minggu (21/07/19), menyisakan keheranan.
Mungkin bagi sebagian orang, tak ada yang aneh, menggaruk punggung sapi dengan sikat. Cuma saja, sapi-sapi yang jumlahnya puluhan dari sekian banyak, tertib bergiliran mendekatkan diri dan menikmati sensasinya.
Hebatnya sapi-sapi betina, rutin menagih janji pagi dan sore ingin diperah susunya. Pasalnya, ambing sapinya akan terasa sakit bila tak diperah sesuai waktu.
Santainya mereka, saling bersenggolan dalam satu area, seolah becanda sebelum waktu perahnya tiba. Bila lelah, sapi-sapi itu pun bisa merebahkan badannya di lantai. Terkadang mulutnya masih komat-kamit sambil mengunyah rumput.
Sapi Bersikat. Foto Dok J.Krisnomo
Sapi Bersikat. Foto Dok J.Krisnomo
Sapi Ber-anting Nama. Foto Dok J.Krisnomo
Penulis dan Sapi-sapi. Foto Dok J.Krisnomo, Minggu (21/07/19).
Lain lagi, cantiknya sapi-sapi memang teruji. Semua sapi betina dilengkapi anting-anting, yang diberi nomor kode dan nama diri. Nomor Kode diperlukan untuk pendataan dan monitoring jumlah susu yang dihasilkan, rata-rata 25 liter per hari.Pendataan tiap sapi, termasuk di antaranya status kesehatan dan produktivitas susunya. Bukan saja nomor kode, di telinga sapi juga tercantum nama diri.
Mungkin saja sapi-sapi itu bangga dengan nama pemberian pemiliknya. Berbagai nama terbaca seperti Adelia, Amy, Rasti dan masih banyak lainnya. Nomor dan nama sapi menjadi pelengkap yang akurat untuk menghindari kesalahan data diri.
Secuil kisah tentang cara menggaruk gatalnya sapi manja, dan penandaan data diri nama, menyiratkan pemahaman singkat yang bermanfaat.
Sekadar pembuka wawasan, bila suatu waktu berkesempatan berkunjung dan menikmati segarnya susu sapi dan alam pegunungan yang nyaman, di peternakan sapi perah.
Bandung, 24 Juli 2019