Lihat ke Halaman Asli

Sri Nuryati

Guru Sekolah Dasar

Ibuku Sudah Tidak Muda Lagi

Diperbarui: 27 Desember 2023   22:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Assalammualaikum " sambil kuketuk pintu rumah sepulangnya aku dari mengajar, kubuka pintu perlahan dan masuk kedalam rumah karena pintu tidak dikunci. Kulihat ibuku tertidur didepan televisi, aku segera menuju kamar untuk ganti baju dan mungkin karena lelah akupun tertidur. Hari menjelang sore ketika aku terbangun dan kulihat ibuku menonton televisi.

" Nonton acara apa mak ? " tanyaku. Kutunggu jawaban ibuku yang diam saja , kufikir pertanyaanku tidak terdengar jadi kuulang sekali lagi.

" Nonton acara apa mak ?" dia tetap fokus menonton televisi dan tetap tidak menjawab pertanyaanku , rupanya dia marah padaku ( ngambek ) dan aku tetap saja bertanya walaupun ibuku masih marah .

" mak mau makan apa ?'

" mak mau beli apa ? "

" mak mau dibuatin apa ?"

Tetap saja tidak dijawab sampai besok pagi ketika aku mau berangkat mengajar. Tapi aku mencari cara hari ini supaya ibu tidak marah lagi . Saat pulang mengajar  aku membeli Nasi Ayam bakar , buah dan roti . Aku berharap apa yang aku bawa bisa membuat marahnya reda..Sampai dirumah seperti biasa kudekati ibuku walaupun aku tahu pasti masih marah,

" mak ini ada nasi dan kue , makan yuk ! " ajakku , tetapi ibuku masih tetap diam. Mungkin masih marah padaku jadi makanan yang aku bawa kuletakkan didepan Televisi. Biarlah fikirku  nanti kalo beliau mau pasti akan dimakannya . Aku masuk kekamar ganti baju lalu merebahkan diri sebentar. Ingatanku kembali dimasa muda ibuku yang begitu gagah mencari uang untuk keperluan makan dan sekolah dari tujuh orang anaknya. Bapakku sudah meninggal karena sakit komplikasi, ibuku adalah wanita yang luar biasa membesarkan kami , menyekolahkan kami walaupun himpitan ekonomi yang sangat kekurangan pada saat itu.

Air mataku mengalir membasahi bantal , aku saksi dari ibuku bahwa perjuangannya untuk kami pasti karena Allah . Ibu memilih kembali kekampung halamannya untuk berkebun kopi , jagung , cabai karena tinggal disini sudah tidak ada pengharapan lagi untuk menghasilkan uang yang cukup untuk biaya sekolah kami. Walaupun beliau pulang kekampung halaman untuk berkebun , kami anak anaknya tetap disini bersekolah sampai lulus sekolah menengah atas. Kuhapus air mataku dan kutarik nafas panjang , saat ini ibuku sudah tidak muda lagi kulitnya yang keriput , dua matanya yang terkena katarak , dan jalannya yang tertatih- tatih tidak boleh membuatku kesal .

Aku jadi guru saat ini, karena dimasa mudanya dia membiarkan anak - anaknya bersekolah bukan kembali kekampung halaman dan berkebun bersamanya. Dia ibu hebatku " Cinta Pertamaku Didunia ".

Keesokan paginya ketika aku mau berangkat sekolah , beliau bilang :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline