Lihat ke Halaman Asli

Sri Lestari

Sri Lestari

Pembelajaran Berbasis Neurosains

Diperbarui: 6 Desember 2021   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Menghadapi tantangan jaman yang semakin maju sekarang ini para pendidik dituntut untuk menyiapkan peserta didiknya agar menjadi anak yang sehat, cerdas, ceria dan beraklak mulia. 

Abad 21 dan era industri 4.0 menuntut anak untuk mempunyai ketrampilan berpikir kritis, kreatif, berkolaborasi, berkomunikasi dan literasi teknologi. Untuk memenuhi tantangan itu maka pendidik harus bisa memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang tepat dan mampu mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran.

Neurosains adalah ilmu yang mempelajari system saraf otak dan fungsinya. Pembelajaran berbasis neurosains bertujuan untuk mengoptimalkan perkembangan otak anak dalam proses pembelajaran. Dengan neurosains kita memperhatikan kenyamanan anak saat mengikuti pembelajaran. Kita buat suasana hati anak agar senang dalam mengikuti pembelajaran. 

Dengan begitu limbik akan berpihak pada kita. Bila limbik mendapatkan perlakuan yang menyenangkan maka anak akan mampu berpikir logis, rasional,analisis, kreatif dan kritis. Biarkan anak merasa nyaman dan rileks saat mengikuti pembelajaran. Dengan begitu pengalaman belajar anak akan lebih berkesan dan bisa mengendap lama di otak anak. 

Pembelajaran neorosains sangat memanjakan kenyaman anak dalam mengikuti pembelajaran. Neurosains tidak mengenal paksaan dan kekerasan pada anak saat mengikuti pembelajaran.

Pembelajaran neurosains mempunyai beberapa prinsip penting. Pembelajaran terkait penyerapan informasi paling baik dilakukan pagi hari. Dan waktu pengulangan, pengolahan dan refleksi paling baik dilakukan sore hari. Hal ini dilakukan karena pada pagi hari memori otak kita jangka pendek. Sehingga hanya bisa mengingat informasi sebentar saja. 

Dan sore hari memori otak kita jangka panjang. Sehingga bisa mengingat informasi dalam waktu yang lama. Jadi pemberian materi yang baru sebaiknya di lakukan di pagi hari dan pengulangan materi dilakukan di sore hari agar mudah diserap oleh otak sehingga otak bisa menyerap materi dengan lebih banyak  dan bermakna.

Otak memiliki siklus bio-kognitif terkait perhatian yang naik turun setiap 90 menit. Maka tiap 90 menit dilakukan peregangan relaksasi tubuh dengan tenang sekitar 10 menit. Hal ini akan memberi waktu bagi otak untuk beristirahat sejenak. 

Dengan begitu otak anak tidak terforsir secara terus menerus. Dengan istirahat sejenak anak akan lebih mudah dalam memusatkan perhatian dalam pembelajaran. Karena otak selalu dalam keadaan fres.

Belahan otak kiri dan kanan mengalami siklus efisiensi secara bergantian setiap 90 -- 100 menit dari spasial tinggi -- verbal rendah -verbal tinggi -- spasial rendah. Jadi dominasi otak kita berpindah secara bergantian dari kanan ke kiri dan kiri ke kanan 16 kali sehari. Periode pergantian otak kanan dan kiri tiap anak berbeda -- beda. 

Maka guru harus memberi kesempatan anak untuk melakukan gerakan pelenturan sepanjang pusat lateral tubuh dan berjemur dibawah sinar matahari pagi, sehingga kedua belahan otak dapat terstimulasi dengan baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline