Lihat ke Halaman Asli

Harry Puguh

Sustainability Profesional

Api Dalam Sekam Subsidi BBM

Diperbarui: 5 September 2022   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi Pribadi, Peat Burning aftermath (riau)

Menurut berita CNBC tertanggal 15 Agustus 2022, total utang Indonesia adalah 7.163 Trilion, angka yang besar bukan, sebenarnya mudah saja sih membayar utang ini dalam waktu yang sangat cepat, dan bangsa kita akan menjadi bangsa yang sangat Makmur.

Dari kacamata orang awam dan mulai belajar bisnis, mengetahui subsidi bahan bahan bakar dalam setahun sebesar 502 Trilion, menurut informasi Kominfo, saya mengambil kesimpulan subdisi ini adalah hal yang sangat tidak masuk akal dan terlalu kental aroma politisnya, sangat diluar nalar, semacam berhutang untuk pesta pora, kebut-kebutan, dan membakar uang. 

Dari angka itu gampang to ngitunganya, bagaimana membereskan dalam waktu yang sekejab, itung-itungan bodohnya khan mudah, tinggal hapus semua subsidi bahan bakar selama 15 tahun, langsung kelar tuh hutang, ditambah berantas korupsi disemua kementrian dan kepolisian, dijamin Indonesia akan menjadi negara makmur dalam waktu dekat. 

Dan BLT diperluas karena, apabila BBM tidak subsidi bakalan ada banyak orang yang terimbas, dan peran negara sangat diperlukan disini.

Saya yakin apabila para pejabat menunjukkan gaya hidup sederhana, rendah hati dan bisa menjadi teladan, bukan pamer baju 7 juta, mobil 2 miliar, rumah 10 M dan dimana-mana, padahal gajinya 30 juta an, ditimpali dengan gaya istri mereka bak sosialita, melintas jalan raya seakan dirinya raja. 

Dengan kesepakatan bersama, saya yakin rakyat akan bersepakat untuk hidup sederhana dalam waktu yang tidak lama, untuk menyelesaiakan semua utang-utang itu.

Saya yakin dalam waktu kurang dari 10 tahun kita bisa kok membayar hutang itu, dan meletakkan dasar ekonomi yang kokoh untuk Indonesia yang lebih maju dan makmur. 

Tapi ya itu bukan perkara mudah untuk bersepakat di bumi Indonesia ini, idelogi mulai dirong rong oleh idelogi asing, para pejabat memberikan teladan yang buruk yang membuat orang yang anti makin membenci, dan orang yang mendukung ingin meniru, sementara nasionalis jujur semacam paria berteriak dijalanan dibisingnya Jakarta.

Hari ini adalah hari pertama hari kerja setelah kenaikan BBM, artinya mengurangi subsidi, bukan karena pemerintah mau segera membayar hutang, tetapi karena sepertinya keuangan pemerintah tidak cukup kuat lagi untuk menyusui masyarakat sudah terlanjur dimanja.

Bakal ada demo, nyinyir, dan caci maki dari lawan politik yang dapat angin segar mempunyai amunisi untuk menaikan polularitas, ditimpali dengan pejabat-pejabat sipil dan non sipil tetap pongah memamerkan kemewahan dan arogansi dijalanan, seakan-akan menganggap rakyat tidak mengerti apa sejatinya yang mereka lakukan.

sekali lagi, yang oposan mendapatkan amunisi, yang mendukung terus bermimpi dan yang nasionalis cuma mengelus dada, karena revolusi mental ternyata cuma sebatas retorika, mungkin itu cuma punya Pak Jokowi saja, yang sederhana dan telah selesai dengan dirinya, orang dibawahnya? masih akrobat kaya pemain sirkus usang dan kumuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline