Lihat ke Halaman Asli

Kisah Nyata Curahan Hati Suami dari Penderita Diabetes

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Lega Problema, Anggota Tim Kegiatan Sosial Sampoerna Foundation Kelompok 7

Sekitar awal Bulan Agustus 2012 kemarin, saya pulang ke Blora-Jawa Tengah, kampung halaman tercinta. Tidak seperti biasanya, Ramadhan tahun ini, saya pulang agak terlambat karena harus mengikuti proyek tender catering untuk pengadaan makan siang karyawan di salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Sesampainya di rumah, esok paginya, beberapa orang sedang ngobrol ria menggosipkan Bu Haji yang masuk rumah sakit gara-gara terkena penyakit gula. Ibu-ibu itu ramai membahas tentang rencana amputasi salah satu kakinya Bu Haji. Begitulah kabar burung yang saya dengar sembari jalan-jalan pagi berkeliling ladang. Ada sekitar 5 ibu-ibu yang bergerombol mengerubuti penjual sayur keliling di pagi hari. Di desa saya, membeli sayur dari tukang sayur di pagi hari itu sudah biasa. Akan tetapi, yang tidak biasa ketika itu adalah topik yang diobrolkan. Sudah hampir 1 minggu Bu Haji menginap di rumah sakit gara-gara diabetesnya itu.

Kabar terakhir yang saya dengar ketika itu adalah rencananya esok hari, Bu Haji akan dioperasi oleh dokter. Begitulah yang diumumkan oleh Pak Haji dan beliau minta doa dari para warga untuk turun bermunajat demi kesembuhan Bu Haji. Kelihatannya kabar ini telah menyebar hingga radius hampir 2 km. Semua menggosipkan kalau kaki Bu Haji akan diamputasi. Karena gossip itu cukup santer, saya coba berkunjung ke rumah Pak Haji untuk ngobrol mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Persis setelah sholat asar, saya makmum dan Pak Haji menjadi imam, kami berdua ngobrol-ngobrol sejenak. Saya tanyakan bagaimana awalnya sehingga Bu Haji bisa terserang diabetes. Dengan muka yang agak sedih (tapi berusaha Pak Haji sembunyikan dari saya), beliau menjelaskan bahwa sekitar 2 bulan lalu, Bu Haji terpeleset saat sedang di dapur. Kemudian digendonglah Bu Haji karena kakinya berdarah dan tidak mampu jalan. Di bawanya Bu Haji ke tempat tidur di belakang ruang tamu. Dengan merintih kesakitan, Bu Haji berusaha bertahan. Selama di tempat tidurnya itu, Bu Haji mengeluhkan katanya pandangannya mulai gelap dan kepalanya pusing.

Pak Haji yang tidak tahu harus bagaimana menangani istrinya, beliau berusaha sekuat tenaga melakukan apa yang beliau bisa. Beliau ambil air 1 gelas dan diminumkan ke Bu Haji yang badannya sudah tampak lemas. Tangannya jelas terlihat tergetar saat memegang gelas. Bahkan gelas yang dipegangnya pun hampir saja jatuh. Mukanya tampak pucat. Apalagi ditambah rambut putihnya yang terurai belum tertata. Pakaiannya belum diganti gara-gara Pak Haji masih panik melihat kondisi istrinya itu. Beberapa kali istrinya meneguk air yang dibawakan oleh Pak Haji. Bu Haji mulai terlihat bisa menghela nafas agak panjang setelah minum air, namun tangannya masih bergetar-getar karena syok. Lalu Pak Haji bergegas mengambil balsem untuk mengurut kaki istrinya. Dengan begitu sabarnya, beliau mulai mengurut kaki istrinya. Beliau agak kaget saat menyaksikan daerah di sekitar luka istrinya itu mulai ikut lebam seperti mau meleleh. Beliau yang belum banyak tahu dunia medis, menganggap bahwa mungkin itu sedang proses penyembuhan. Beliau sangka hal itu wajar terjadi, meskipun dalam hatinya sempat merasa ada yang aneh dengan luka istrinya itu. Hampir seminggu pertama setelah jatuh di dapur, Bu Haji hanya terbaring lemas di tempat tidur. Lukanya masih belum juga kering. Bahkan, setelah 2 minggu berjalan, luka di kaki kanan Bu Haji itu belum juga kering, bahkan kulit di sekitar lukanya mulai ikut meleleh dan membuat lukanya agak sedikit melebar. Nanah dan bau tak sedap mulai keluar. Bu Haji belum juga bisa bangkit dari tidurnya. Bagaimana kisah Bu Haji seminggu setelah itu? Nantikan kelanjutan cerita ini pada postingan berikutnya. Tetap jaga kesehatan dan sampai jumpa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline