Lihat ke Halaman Asli

Siti Rohmah

Penulis buku Derai Hujan Tak Lerai dan Bukan Sekadar Nama.

Perihal Melupakanmu Tak Pernah Mudah

Diperbarui: 1 Agustus 2020   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kalau ada sesuatu yang bisa diputuskan dengan mudah, jangan dipersulit. Jangan membuat dirimu terbebani banyak hal yang seharusnya tidak menjadi beban"

Kata seorang teman dari sebrang pulau. Sejak pemerintah memutuskan PSBB aku dan temanku tidak bisa bertemu lagi. Sudah empat bulan kita berjauhan. Aku di pulau Jawa sedang dia di pulau Sumatera.

Tapi tak masalah, ada telekomunikasi yang super canggih. Kami masih bisa bertukar cerita meski jaraknya ratusan kilometer jauhnya.

Sore itu, aku menceritakan betapa sulitnya hidupku usai kamu pergi, luka yang kau berikan tak kunjung kering lalu, kau tambah dengan luka-luka yang lain. Ada lagi, kau tak pernah membuat aku tenang. Aku berpikir, sudah saatnya aku terbebas dari dirimu jadi aku resign saja dari kantor. 

Selama aku masih mendengar namamu dan segala hal yang berhubungan dengan mu aku tidak akan bisa hidup tenang. Selamanya aku akan terus mengingat kita yang berujung saling menyakiti. Dan disini, aku yang paling tersakiti. Untung saja, aku bisa bertingkah baik-baik saja. Meski itu hanya kelihatanya.

Tapi tak sesederhana itu, ketika aku memutuskan pergi aku harus menyiapkan alasan kepergian. Tidak ada yang mengerti tentang kita sebelumnya. Dan tidak ada yang memahami apa yang terjadi setelah kita memutuskan berpisah. Sulit sekali memutuskan hal ini. Otak ku harus mencari memori dari hal yang paling menyakitkan pula hal yang membahagiakan. agar nantinya, aku tak salah mengambil keputusan.

"Pilihannya, lanjutkan dan buang rasa sedih mu jauh-jauh. Lanjutkan karir mu dengan sebaik mungkin. Buktikan, kalau dia sama sekali tidak berpengaruh terhadap hidupmu lagi"

Namun saran dari temanku aku harus biasa saja.
Kau tahu?
Segala hal yang menyangkut dirimu itu tidak pernah biasa
Kau tahu?
Perihal Melupakan mu itu tak pernah mudah
Aku harus bagaimana?
Sedang kau tengah hidup dengan begitu damainya.

Sedari pagi aku teringat semuanya. Saat kita berjalan di bawah deraian hujan, saat kita duduk bersama di taman kota, saat kita menonton film horor yang sama sekali tidak horor, saat kita bercerita segalanya di bawa cahaya lampu yang temaram.

Saat kita bolak-balik melewati jalan yang sama, hanya untuk mencari tempat makan yang nyaman. Saat itu, aku begitu teliti memilih tempat makan. Kadang tidak suka makana nya, kadang tidak suka tempatnya dan kadang aku berkata terlalu banyak orang. Untung saja, kamu sabar dan masih bisa tahan.

Aku juga ingat saat aku sengaja mengajakmu mengunjungi restoran langgananku yang talah tutup. Kamu sama sekali tidak marah, kamu malah tersenyum sangat manis. Dan hal yang paling mengharukan adalah ketika kita berdua menyebrang, kau menggenggam tanganku dengan sangat erat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline