Lihat ke Halaman Asli

Anik SitaturRohmah

Ibu Rumah Tangga dan Penulis Lepas

Be a New Me, Jilbab Pertamaku, 20 Tahun yang Lalu

Diperbarui: 17 Februari 2020   13:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: pinterest.com/aulia20172017

Sebenarnya tulisan ini sedikit terlambat saya publish. Draf sudah saya tulis sejak awal Februari. Alasannya banyak kegiatan sehingga draf masih tertinggal di komputer. 

Padahal tulisan ini berkaitan dengan Hijab World Day 2020 serentak diperingati tanggal 02022020 (tanggal 2 Februari 2020). Untung hari ini draf itu terbaca, jadi masih sempat posting sebelum bulannya berganti. Jadi, saya ingin simpan catatan saya berkaitan dengan Hijab World Day di Kompasiana. 

Be A New Me

Setiap orang memiliki alasan tertentu mengapa memilih melakukan sesuatu. Nah, alasan saya ketika muncul keinginan berjilbab adalah kepraktisan. Sejak lahir rambut saya agak keriting dan cenderung mengembang. Jadi cukup susah kalau dibikin model macam-macam. 

Saya paling sering meminta kapster memotong dengan potongan gaya shaggy yang saat itu masih trend. Sebenarnga awal tahun 1999 sudah mulai suka beli-beli jilbab, berikut ciput dan pernak perniknya. Hanya saja sampai saat itu masih tersimpan di lemari. Niat sudah ada, tapi benar-benar memakainya masih maju mundur. 

Bulan Maret 1999, ada satu tayangan berita yang bikin saya takjub. Saya lupa detil beritanya, yang saya ingat adalah ada salah satu pekerja wanita di bandara yang bertanggung jawab atas lancarnya lalulintas di udara. Ia harus menghitung dengan cermat tentang waktu (jam penerbangan dan durasi) dan koordinat yang tepat untuk pesawat terbang di jalurnya. 

Kalau tidak salah dia juga berkoordinasi dengan pihak militer untuk lancarnya lalu lintas udara. Buat saya perempuan dengan posisi seperti itu keren banget. Yang bikin saya takjub adalah bahwa dia berjilbab.

Dari situ saya berpikir, kenapa saya nggak berani pakai jilbab? Beban pekerjaan saya nggak se-high risk dia. Lalu mulailah saya konsultasi dengan atasan, di luar dugaan,  bos di kantor membolehkan bahkan mendukung pilihan saya.

Alhamdulillah... 

Tanggal 18 Agustus 1999, sangat lekat dalam ingatan, hari dimana pertama kali saya memakai penutup aurat. Tanggalnya mudah diingat karena hari itu habis libur 17-an. Seragam kantor yang dulunya rok pendek, saya ganti dengan rok panjang dan  celana panjang. Atasannya tetap pakai seragam, tentu saja saya tambah dengan jilbab warna senada dengan seragamnya. 

Pada pembuatan seragam berikutnya saya dapat jatah kain bawahan lebih banyak karena saya bikin rok panjang. Bahkan pada model-model baju kantor tahun-tahun berikutnya malah lebih jilbab friendly. Alhamdulillah... betapa Allah memudahkan jalan hijrah saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline