Lihat ke Halaman Asli

SISKA ARTATI

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Sepanjang Jalan Kenangan bersama Kereta Api Indonesia

Diperbarui: 28 September 2022   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar: https://amp.kompas.com/money/read/2022/03/28/215711126

Semasa usia kanak, ayah pernah memberikan hadiah berupa miniatur mainan transportasi lengkap. Mulai dari pesawat terbang, truk pengangkut hasil tambang, bis penumpang, dan kereta api lengkap dengan jalur rel beserta pernak-pernik hiasannya.

Meski saya anak perempuan, mainan yang ada bukanlah boneka atau piranti masak-memasak. Kakak-kakak bilang, dulu ayah pengen punya anak cowok sebagai putra bungsunya. Mungkin karena itulah, beliau membelikan mainan ini buat saya. Tapi tak masalah, bermain dengan miniatur ini membuat saya kegirangan.

Pesawat dan kereta api mainan tersebut bergerak dengan menggunakan daya baterai. Pesawat digantung di atas palang kayu, klik on, maka ia akan berputar seperti gasing, seolah terbang menembus awan.

Demikian pula dengan mainan kereta api. Rangkaian jalur rel bisa kita modifikasi sesuai buku panduan yang disertakan dalam paket mainan. Lengkap dengan miniatur terowongan dan hiasan lainnya yang bisa dibongkar pasang. Sungguh sangat menarik.

Siapa menyangka, berpuluh tahun kemudian, saya benar-benar merasakan nikmatnya berkendara dengan dua moda transportasi tersebut, yang dulu hanya khayalan seorang bocah.

***

Stasiun KA Semarang Tawanv, Jawa Tengah (sumber gambar: https://halosemarang.id

Semasa kuliah di Semarang pada era tahun 1990-an, saya pulang kampung ke Brebes setiap satu semester sekali untuk menghemat biaya mudik. Saya memang jarang pulang, tidak seperti kebanyakan mahasiswa lainnya yang bisa pulang sepekan sekali karena jarak yang cukup dekat. Atau bahkan dua kali dalam sebulan.

Untuk mengatur biaya bulanan agar benar-benar bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, maka saya memang jarang mudik, kecuali jelang masa tenang menghadapi ujian semester atau ketika libur kuliah. Bahkan ibu yang menganjurkan demikian. Ngirit.

Bila berangkat dari rumah di kampung menuju terminal bis di kota, saya menggunakan angkot dan memilih bis patas langsung di pool transportasi tersebut guna menuju ke Semarang. Karena jam keberangkatan bisa bervariasi mulai dari pagi hingga sore hari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline