Lihat ke Halaman Asli

Sisilia Lepah

Mahasiswa

Cerita | Hidup Mandiri di Kota Pelajar (Jogja)

Diperbarui: 23 September 2022   03:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kemandirian merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi setiap manusia. Dengan belajar mandiri kita akan memiliki kesanggupan untuk berani berdiri sendiri tanpa bergantung dengan orang lain. 

Sebagai anak rantau, Saya memiliki Pengalaman seputar pentingnya hidup mandiri. Dari kecil saya dan kedua saudara saya terbiasa di beri pekerjaan atau tanggungjawab oleh orangtua kami. Contoh tanggungjawab yang diberikan oleh kedua orangtua kami adalah pembagian tugas rumah. 

Setiap dari kami yang tidak menjalankan tugas dan tanggungjawab dengan baik, akan mendapat omelan dan hukuman. Pada saat itu saya sering kali lalai mengerjakan tugas dan tangunggjawab yang diberikan. Sehingga hampir setiap hari saya selalu mendapat omelan dari orangtua saya. 

Setelah saya beranjak dewasa, akhirnya saya mengerti maksud dari didikan orang tua kami.  Dengan berbekal didikan  dari kedua orangtua saya, selama di perantauan saya tidak mudah bergantung kepada orang lain, tidak mudah menyerah dalam menjalani tantangan kehidupan, mampu mencari solusi pada setiap permasalahan yang dihadapi dan memiliki jiwa pemberani.

Sedikit cerita pengalaman kemandirian saya selama di perantauan. 

Di tahun 2017 saat saya masih berumur 17 tahun lebih, untuk pertama kalinya  saya sendirian merantau ke kota Jogja.  Pulau yang sangat asing, jauh dari keluarga dan tak ada satu pun keluarga dan teman yang saya kenali. Pada saat itu, saya hanya Bermodalkan surat undangan dari sebuah Sekolah Tinggi Ekonomi di yogyakarta. Setelah 1 semester menjalani perkuliahan di kampus  tersebut, saya merasa tidak ada perkembangan. sehingga saya memutuskan untuk keluar dari kampus tersebut. 

Orang tua saya pada saat itu marah besar dan menyuruh saya untuk kembali saja ke kampung halaman, karena  kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan untuk saya melanjutkan kuliah ke kampus lain. Sikap saya yang pantang menyerah membuat saya berpikir keras untuk mencari solusi sendiri. Pada saat saya berusaha menenangkan diri, dan  tiba-tiba saya menemukan inde untuk mencari pekerjaan sambil mencari kampus yang menurut saya lebih berkualitas dari kampus sebelumnya. 

Akhirnya saya mencoba untuk menerapkan ide yang muncul. Saya mencari lowongan pekerjaan dimana-mana dan mencari universitas yang cocok dengan saya. 

sepanjang malam saya terus menangis dan membayangkan betapa malunya jika saya harus kembali tanpa gelar sarjana. karena bayangan tersebut, saya semakin semangat untuk mencari pekerjaan. Akhirnya singkat cerita saya menemukan sebuah pekerjaan di sebuah perusahaan yang bernama MISTER BURGER.

 untuk pertama kalinya di perantauan saya bekerja di perusahaan. Setelah di terima di perusahaan tersebut sambil bekerja, saya selalu meluangkan waktu untuk mencari berbagai informasi kampus-kampus beserta biaya yang di butuhkan dengan menggunakan handphone yang saya miliki. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline