Lihat ke Halaman Asli

Sirajul Huda

Guru les rumahan

Kadang Menjalani Kehidupan yang Begitu-begitu Saja Kita Jenuh

Diperbarui: 24 Maret 2021   09:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kadang, menjalani kehidupan yang  begitu-begitu saja membuat kita merasa jenuh dan keruh

Pagi-pagi kita bangun lebih dini dari matahari
Engkau menyapu rumah bagian dalam, aku yang membersihkan teras bagian luar.

Engkau yang memasak, aku yang memotong-motong bahan
Engkau yang menjemur pakaian, aku yang telah duluan memutar cucian.
Engkau yang memandikan anak yang terakhir kita lahirkan, aku yang memakaikan pakaian.

Aku tidak ingin rutinitas yang itu-itu saja
Aku mau kejutan-kejutan.
Aku menginginkan patahan- patahannya itu
Aku mau sekali-sekali kau marah padaku
Lantaran aku lupa memasukkan ke dalam kulkas sisa makanan tadi malam yang tidak sempat kita habiskan
Sementara aku adalah penghuni rumah yang terakhir merebahkan badan.

Aku ingin kau marah kepadaku hanya karena aku menumpahkan kopi dimeja makan yang alasnya baru saja kau ganti
Engkau ngotot, akupun melotot
Engkau marah, aku tidak mau kalah
Engkau terisak, aku menahan tangis
Lalu sebelum tangismu berubah menjadi kerak air mata, kamu datang menghampiriku, sambil berbisik pelan ke telingaku, "Mafkan aku yang tak pantas marah padamu. Hari ini aku besaksi, tiada yang pantas untuk ku sayangi selain dirimu, duhai lelakiku."

Bak melodrama korea, ku sambut kata katamu, lalu merangkulmu sambil berbisik, "Maafkan juga aku, perempuanku. Hari ini aku bersumpah bahwa kau adalah perempuan yang tak pantas untuk ku ragui"

Air Tawar, Padang, 24 Maret 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline