Lihat ke Halaman Asli

Pulpenku Sekarang Bambu, Golok, dan Pedang. Sekolahku Kini Lahan Tawuran

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ki Hajar Dewantara, pendiri Pendidikan di Indonesia dengan tujuan supaya Bangsa Indonesia memiliki pendidikan sehingga tidak lagi sebagai bahan jajahan bangsa yang lain.

Muhamad Yamin, salah satu tokoh pendiri sumpah pemuda yang memberi semangat bagi para pemuda lainnya untuk mengikrarkan kesatuan pemuda dengan berpendidikan bukan dengan kekuatan fisik.

Hari Pendidikan Nasional sudah seabad lebih kita memperingati, berbagai cara metode dan cara untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia dengan tujuan agar tidak sia-sia para pejuang pendiri pendidikan berjuang mengembangkan kemajuan pndidikan di Indonesia. Sumpah Pemuda sudah memasuki 84 Tahun kita memperingatinya. Sudah berbagai cara juga kita memperingati agar semangat pemuda untuk bersatu mengembangkan negara ini semakin berkembang.

Namun sekarang, bagaimana pemuda bangsa kita sekarang??????

Rasa ingin berjuang dan berperang semakin menggelora di dalam diri Pemuda sekarang, namun sayang seribu sayang berperang yang dilakukan malah dengan "saudara"nya sendiri bukan dengan negara yang mau menjajah bangsa ini, bukan berperang dengan persoalan bangsa yang semakin rumit.

Dulu, para penemu pensil, pulpen dan buku bersusah payah menemukan dan menciptakan dengan tujuan untuk dipergunakan di dalam pendidikan, malah di gantikan dengan Bambu, Pedang, Golok, Samurai.

Dimana dulu, pelajar memperispakan buku dan pelajaran yang akan di bawa kesekolah dengan menggunakan tas, kini tas sekarang berisikan bom, pisau dan alat perang.

Dimana dulu, para pelajar dan pemuda berdiskusi mengenai pelajaran dan persoalan bangsa kini para pelajar dan pemuda berdiskusi mengenai bagaimana bisa membunuh dan menyerang lawan dimana tanpa mereka sadari lawan yang mereka maksud ialah saudara mereka sendiri.

Dimana dulu para pejuang memkirkan bagaimana "berperang" untuk mengusir musuh yaitu negera yang menjajah, sekarang memikirkan melawan suadara sendiri.

Persoalan yang sepele  berubah persoalan yang berujung maut. Dimana pola pikir para pemuda yang mana pemuda dikenal dengan inspirasi dan semangat yang segar?

Zaman semakin berkembang, kok pola pikir para pemuda semakin melorot tidak sesuai dengan zaman yang berkembang?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline