Lihat ke Halaman Asli

Sindi Darmawan Prasetyo

Pembaca yang ingin menulis

Di Sepak Bola, Warna Darah Tak Harus Sama dengan Warna Bendera

Diperbarui: 11 Mei 2020   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: sport-image

Di era sepak bola modern, jamak terjadi saat pemain sepak bola profesional berpetualang ke penjuru dunia guna mencari liga terbaik untuk karirnya. Tapi di waktu yang lain mereka akan kembali ke tanah airnya untuk memenuhi panggilan negara.

Ada satu level prestisius ketika seorang pemain sepak bola menyandang status pemain nasional dan mendapat kesempatan bermain di pertandingan besar internasional. Saat itulah sepak bola dan status kewarganegaraan tidak bisa dipisahkan.

Ada cerita menarik tentang negara dan sepak bola di masa lalu. Luis Monti adalah pemain yang lahir di Buenos Aires, Argentina. Monti membela Argentina di Piala Dunia 1930. Dia berhasil membawa Argentina ke final meski harus kalah dari Uruguay.

Penampilan apiknya di Piala Dunia 1930 mengundang perhatian klub Eropa. Juventus datang menawarkan gaji dan kehidupan sepak bola yang lebih baik di Italia. Usai Piala Dunia 1930, Monti mantap menatap Turin dan menjalani musim-musim yang indah di sana.

Pada Piala Dunia 1934 Monti mendapat panggilan dari timnas Italia. Dengan seragam Azzurri di kesempatan Piala Dunia ke duanya, Monti berhasil membawa Italia jadi juara.

Monti tercatat sebagai satu-satunya pemain yang membela dua negara berbeda dalam dua final Piala Dunia. Kisah Monti menggambarkan bagaimana di era dulu ,berpindah tim nasional semudah berpindah pekerjaan.

Tapi sepak bola terus berkembang dan menyempurnakan aturan kewarganegaraan untuk pemain internasional.

Secara umum terdapat dua asas mengenai cara memperoleh status kewarganegaraan. Yang pertama adalah Ius Soli yang berarti hak kewarganaan diberikan berdasarkan tempat kelahiran. Penganut asas Ius Soli di antaranya negara-negara di Amerika Utara dan Amerika Latin, termasuk Amerika Serikat, Brasil dan Argentina.

Yang ke dua adalah Ius Sanguinis yang berarti hak kewarganegaraan diberikan menurut pertalian darah atau keturunan. Ius Sanguinis berkembang di negara Eropa dan Asia. Karena mengacu pada garis keturunan maka persebaran asas ini lebih luas dan lebih banyak negara yang menganutnya, termasuk Indonesia.

Setiap orang sejak lahir otomatis akan mendapat status kewarganegaraan berdasarkan asas tersebut. Bagi pemain sepak bola mereka adalah warga negara biasa sebelum memainkan laga internasional. Tapi setelah debut internasional mereka berpeluang mendapat status kewarganegaraan versi sepak bola. Selanjutnya pilihan karir bisa saja merubah warna bendera.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline