Lihat ke Halaman Asli

siji dina

Mahasiswa Biologi

Pemanfaatan Terapi Cahaya untuk Mengatasi Depresi Musiman atau SAD (Seasonal Affective Disorder)

Diperbarui: 13 November 2021   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.yuksinau.id

Oleh: Dr. Ir. Vina Serevina, MM., Siji Gusti Siji Dina, Fisika Dasar, UNJ 2021.

Perilaku gelombang sangat bergantung pada ukuran relatif panjang gelombang. Perbedaan panjang gelombang menyebabkan perbedaan perilaku tiap jenis gelombang. Gelombang elektromagnetik dimanfaatkan secara luas dengan tujuan pemanfaatan yang
berbeda-beda tergantung jenis gelombangnya. Cahaya adalah energi yang berbentuk gelombang elektromagnetik kasat mata dengan
panjang gelombang sekitar 380-750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun tidak.

Gelombang cahaya merupakan bagian tertentu dari keluarga elektromagnetik yang bersifat memancar. Dalam bidang kedokteran, gelombang cahaya juga dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan untuk kondisi tertentu.
c =λ . f
Untuk ;
c = Kecepatan radiasi elektromagnetik = 3 x 108 m/detik
λ = panjang gelombang dalam satuan mikrometer.
f = frekuensi, yaitu jumlah siklus gelombang yang melalui satu titik tiap detik, dalam Hertz

c = cepat rambat gelombang elektromagnetik (m/s)
μo= permeabilitas vakum = 4 10-7 WbA-1m-1
εo = permitivitas vakum = 8,85 10-12 C2N-1m-2
Tujuan dari gelombang elektromagnetik pada artikel ini digunakan untuk terapi mengatasi depresi musiman. Terapi cahaya adalah terapi yang mengandalkan cahaya langsung disorotkan ke bagian tubuh tertentu. Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa terapi cahaya adalah salah satu cara mengatasi depresi, jet lag, dan gangguan tidur.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA Psychiatry membuktikan bahwa cahaya bisa digunakan untuk menghilangkan depresi. Cara mengatasi depresi seperti ini cukup ampuh apalagi jika dikombinasikan dengan antidepresan. Sebenarnya penelitian ini dilakukan pada kelompok orang yang mengalami gangguan suasana hati musiman atau SAD (Seasonal Affective Disorder). Gangguan depresi ini terjadi akibat kurangnya terkena sinar matahari saat musim tertentu, misalnya musim dingin.

Depresi adalah gangguan mood. Kata mood menggambarkan emosi seseorang, serangkaian perasaan yang menggambarkan kenyamanan atau ketidaknyamanan emosi. Kadang-kadang, mood diartikan sebagai emosi yang bertahan lama yang mewarnai kehidupan dan keadaan kejiwaan seseorang. 

Meredakan depresi tidak selalu harus menggunakan obat- obatan kimia. Terapi cahaya alami dapat mengobati depresi, hal ini dikarenakan tubuh kita menyerap energi dari matahari. Ketika sinar matahari yang masuk ke tubuh sedikit, maka tubuh tidak mendapatkan energi yang dibutuhkan dan akan mengakibatkan SAD (Seasonal Affective Disorder).

SAD (Seasonal Affective Disorder) adalah jenis depresi yang biasanya terjadi pada waktu tertentu setiap tahunnya. Biasanya pada musim gugur atau musim dingin, yang juga dikenal sebagai depresi musim dingin. Hal ini lebih umum di wilayah geografis di mana ada sinar matahari alami yang buruk. Akan tetapi, terapi cahaya dapat membantu mengobati gangguan depresi musiman ini. Misalnya dengan membantu pasien memberikan cahaya ultraviolet atau biasa juga dikenal sebagai terapi cahaya terang atau fototerapi. 

Terapi itu merupakan perawatan yang sangat sederhana. Kebanyakan orang dengn SAD (Seasonal Affective Disorder) merasa lebih baik setelah menggunakan terapi cahaya. Hal ini mungkin dikarenakan terapi ini dapat menggantikan paparan sinar matahari yang tak didapatkan selama cuaca tersebut terjadi. Untuk melakukannya, pasien hanya perlu duduk di dekat alat yang disebut kotak terapi cahaya, alat yang menghasilkan cahaya alami pengganti sinar matahari. Lampu ini akan memengaruhi kinerja otak yang terkait dengan suasana hati sehingga mengurangi gejala SAD (Seasonal Affective Disorder).

Bagi Anda yang akan melakukan terapi cahaya, disarankan untuk mencari tahu dahulu apa saja efek yang mungkin muncul pascapengobatan. Beberapa keluhan yMeskipun baik untuk kesehatan, terapi cahaya dapat menimbulkan efek samping yang biasanya tidak berlangsung lama dan tidak merusak otak. 

Gelombang cahaya yang merupakan bagian dari gelombang elektromagnetik ini juga memiliki efek negatif. Salah satunya yang paling sering menimbulkan efek negatif adalah akibat radiasi. Oleh karena itu, paparan cahaya yang berlebihan termasuk cahaya matahari, memang sebaiknya dihindari. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline