Lihat ke Halaman Asli

Sigit Budi

TERVERIFIKASI

Blogger ajah

Jokowi dan Ahok, Prototype Pemimpin Indonesa Masa Depan

Diperbarui: 21 Oktober 2016   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rasa haru meliputi perasaan saya, saat membaca Presiden Jokowi menetapkan harga BBM di tanah Papua dengan harga sama dengan daerah lain. Bagaimana tidak, propinsi di timur Indonesia ini telah banyak menyumbangkan hasil kekayaan alam bagi Indonesia Raya, tak hanya emas, perikanan, kehutanan, tapi juga pariwisata. Beberapa Presiden RI sebelumnya tak pernah dengan dengan sepenuh hati menyentuh hati saudara kita dari Papua. Di era Jokowi, masyarakat Papua tersentuh perasaan mereka, seperti dikutip Kompas.com dari pernyataan Menhub, Budi Karya (Menhub: Jokowi Beri Solusi Papua yang Selama Ini Menderita, Masyarakat Histeris). Sekarang kita baru mengerti kenapa Presiden Jokowi mengunjungi tanah Papua lebih dari 1 kali di awal - awal kepemimpinannya, ternyata Presiden Jokowi ingin memberikan perubahan yang nyata bagi saudara kita di sana.

Janji kampanye membangun Indonesia dari pinggiran saat pencalonan Presiden kini dibuktikan, revolusi mental yang nyata melalui kredo "kerja, kerja, dan kerja" terbukti. Pemberantas pungli adalah salah satu instrumen merubah mental dari yang dilayani menjadi melayani dari birokrasi. Dukungan dari Kapolri, Tito Karnavian terhadap revolusi mental sudah mulai terasa, tidak dengan malu Pak Tito mengakui bahwa aparat dibawahnya masih ada rasa "arogan". Di bidang ekonomi, revolusi mental juga nyata, dimana di masa lalu wajib pajak merasa tertekan dengan petugas pajak, kini mereka dengan sukarela melaporkan harta kekayaannya, baik yang dari dalam dan luar negeri. Kepemimpinan Menkeu, Sri Mulyani memberikan sentuhan kepada dunia usaha, meningkatkan kepercayaan publik kepada negara.

Beberapa waktu lalu, politisi PKS Fahri Hamzah meragukan janji revolusi mental dari Presiden, senada dengan rekan satu geng nya, Fadli Zon yang "nyinyir" ketika Jokowi menghadiri sidak pungli di Kemenhub, seharusnya mereka malu. Fahri Hamzah dan partainya, pendukung SBY selama 2 periode tidak memberikan sesuatu yang dapat dirasakan oleh masyarakat kecil, yang jadi hanya memenuhi penjara KPK dengan koruptor, termasuk  Presiden PKS. Sementara FZ masih terbawa sakit hati terhadap Jokowi atas kekalahan bos nya di Pilpres dan pengingkaran janji PDIP untuk mendukung Prabowo.  Sikap "nyinyir" dari orang secerdas FH dan FZ  yang selalu dibalut kepentingan sesaat akan semakin tidak laku, masyarakat Indonesia makin cerdas, bisa membedakan pemimpin yang mau melayani atau sekedar "lip service". Untuk Setyo Novanto sudah bertobat, tidak lagi ikut terbawa FH dan FZ sejak kasus "Papa Minta Saham".

Meski semua belum sempurna, untuk membangun Indonesia menjadi adi daya masih perlu 2 dekade, tapi setidaknya apa yang sudah dirintis Presiden Jokowi berserta kabinetnya dan Ahok di DKI Jakarta akan menjadi platform bagi rakyat Indonesia. Sekian lama rakyat Indonesia merasa tidak "diorangkan" oleh negara, kini muncul  kisah - kisah dari berbagai pelosok negeri tentang perlakuan negara yang makin manusiawi dan peduli. Keteladanan Presiden Jokowi dalam bekerja menjadi "viral" keseluruh negeri, seperti dituliskan oleh Kompasianer dengan judul Kisruh Karena Jokowi, Kini... (Biyanca Kenlim). Memang benar apa yang beliau ungkap lewat tulisannya dengan gaya ringan tapi sangat inspiratif.

Demikian juga untuk Ahok, rakyat Jakarta sepertinya sudah terpincut dalam dengan cara kerja Ahok, sudah membuktikan bahwa seorang pemimpin harus dengan sungguh bekerja dan mendengarkan suara rakyat, bukan suara pembisiknya saja. Jakarta pelahan bertransformasi menjadi kota yang manusiawi untuk masyarakat kecil, tidak hanya untuk mereka yang biasa bermobil mewah dan tinggal di "mansion".

Sebuah harapan besar dan optimis bahwa dalam 10 tahun ke depan, Indonesia akan memasuki era baru, era yang benar - benar baru, baik dari sisi ekonomi, politik, sosial dan budaya. Memang tidak akan seratus persen kondisi terwujud, setidaknya pondasi yang saat ini diletakkan oleh Presiden Jokowi dan Ahok akan menjadi standar rakyat untuk memilih calon - calon pemimpin Indonesia masa depan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline