Lihat ke Halaman Asli

Sigit Eka Pribadi

TERVERIFIKASI

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

Menyoal Banjir Jakarta, Tanggung Jawab Siapa?

Diperbarui: 1 Januari 2020   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banjir Jakarta | Dokumen Kompas.com

Banjir memang menjadi permasalahan yang klasik bagi Wilayah Jabodetabek atau Jakarta, Bogor Depok, Tanggerang Bekasi dan sekitarnya.

Khususnya untuk Jakarta, Tagar(#) Banjir dan Anies jadi trending topik di Media Sosial, Banyak cuitan netizen yang mengeluhkan banjir dan cuitan yang terkesan memojokan dan menyalahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Padahal ternyata, kalau menengok kebelakang merunut sesuai fakta sejarah, penulis mendapatkan informasi bahwa permasalahan banjir di Jakarta adalah masalah klasik yang sudah terjadi sejak zaman kerajaan Tarumanegara dan ketika Jakarta masih bernama Batavia pada zaman penjajahan.

Jadi kalau begitu, jika berlatar fakta sejarah, maka banjir Jakarta ini permasalahan sebenarnya bukanlah terletak pada siapa yang salah, atau membanding bandingkan kinerja Gubernur DKI Jakarta yang menjabat dan pernah menjabat tapi ini karena memang wilayah geografis Jakarta adalah wilayah berdataran rendah.

Tentunya pemprov Jakarta menyadari hal ini, dihadapkan dengan kondisi geografis wilayah Jakarta yang merupakan dataran rendah, maka pada masa Jokowi, Ahok hingga Anies, atau Gubernur gubernur sebelumnya, masalah klasik banjir Jakarta ini selalu menjadi prioritas program kerja Pemprov DKI Jakarta.

Berbagai upaya dalam rangka mengentaskan banjir juga sudah dilakukan, seperti membuat gorong gorong, folder folder air, pintu pintu air, membuat resapan air dan lain sebagainya.

Tapi karena memang Jakarta merupakan wilayah dataran rendah, maka potensi banjir tetap saja akan timbul, apalagi bila curah hujan tinggi dan musim penghujan tiba.

Selain itu, dampak melesatnya perkembangan zaman yang menjadikan Jakarta menjadi semakin modern turut menambah pelik dan dilematis terkait banjir di Jakarta.

Bangunan bangunan modern yang menjulang, transportasi modern, perumahan perumahan dan lain sebagainya ternyata turut mempersempit dan menggusur tempat tempat yang seharusnya bisa dijadikan sebagai resapan air.

Disamping itu juga penuh sesaknya Jakarta dengan Jutaan warganya juga turut menyumbangkan polemik. Tentunya jutaan warga Jakarta akan turut menyumbangkan sampah.

Apalagi bila ditambah dengan masih kurangnya kesadaran warga dalam menjaga lingkungan karena masih saja berperilaku membuang sampah sembarangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline