Lihat ke Halaman Asli

Sidik Dwip

Bekas tangan bertinta pikiran

Yang Bahaya dari "Contraflow" di Global Media

Diperbarui: 18 Desember 2018   02:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Mudahnya melihat dunia sekarang atau dengan kata lain dunia sudah ada di layar kecilmu, dengan dibantu akses internet baik komputer maupun smartphone kita menjelajah kemana saja, mengunjungi tempat -- tempat yang belum pernah kita lihat, budaya dan keunikan dari setiap negara yang dituju melaludia dunia maya.

Tanpa adanya konrol dan filter yang baik, kita bisa dengan mudah melihat apa saja dimana saja tanpa terikat ruang dan waktu, kadang kala dengan rutinnya kita berseluncur di dunia maya kita bisa jadi terpengaruh dengan apa yang sering kita lihat bisa jadi budaya, gaya hidup, fashion, dan apa saja yang membuat kita menjadi senang ketika kita bisa meniru apa yang ada di dunia maya tersebut.

Setip negara memiliki keunikan dan cirikhas budanya sendiri dan setiap negara tentunya berbeda satu dengan lainya. Keunikan budaya detiap negara ini yang kerap kali dimuat oleh media tertentu lalu disebar luaskan, akibat kekuatan dari media ini, budaya yang awalnya hanya bersifat lokal kini meluas dan menjadi budaya internasional. 

Contoh yang mungkin dengan mudah kita temui adalah globalisasi budaya barat, tidak heran budaya barat ini sering kali dijadikan kiblat majunya peradaban dunia, mulai dari liftstyle, news agencies, tv, dan entertertaiment industri. Tidak hanya itu kini budaya timur juga sudah mulai mengambil alih pasar, seperti budaya k-pop dan film drama series Korea bahkan dari segi industri musik k-pop sudah masuk diindusstri musik global.

Ketika negara lain berlomba -- lomba agar budaya atau keunikan negara mereka bisa diperkenalkan dimata dunia Indonesia  malah sibuk meniru dan mengadopsi budaya budaya luar, bahaya dari situ ketika media di Indonesia juga sibuk memuat berita tentang budaya barat. 

Harus adanya kerja sama dini baik dari masyarakat maupun media, bagaimana masyarakat mencoba memfilter apa saja yang mereka konsumsi dari media yang mereka lihat baik TV maupun internet dan media juga harus bisa membuat atau membantu membuka pandangan tentang wawasan arus balik media global kepada khalayak, dengan adanya pendirian yang kuat tentang jati diri menjadi warga negara serta selalu cinta tanah air bukan tidak mungkin Indonesia juag dapat mendominasi dari arus media global.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline