Lihat ke Halaman Asli

S Eleftheria

TERVERIFIKASI

Penikmat Literasi

Kesepian, Si Pembunuh dalam Diam

Diperbarui: 23 Mei 2022   03:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Kesepian (Sumber: shuttesrstock)

Loneliness is my least favorite thing about life. That thing that i'm most worried about is just being alone without anybody to care for or someone who will care for me."---Anne Hathaway. 

(Kesepian adalah hal yang paling tidak saya sukai dalam hidup. Hal yang paling saya khawatirkan adalah sendirian tanpa ada yang peduli atau seseorang yang akan merawat saya.)

Ya, begitu banyak orang yang takut akan kesepian dan setiap orang (mungkin) pernah mengalaminya. Kesepian kadang hadir tanpa sengaja---misalnya, ketika seseorang tidak memiliki teman untuk makan siang, pindah ke kota baru, atau ketika tidak ada yang diajak bersenang-senang di akhir pekan.

Dalam beberapa dasawarsa terakhir, perasaan kesepian ini disinyalir telah menjadi kronis bagi sebagian orang, terutama orang-orang yang tinggal di kota-kota besar. Meski hidup di zaman tersosialisasi dalam sejarah manusia, sebagian dari kita tetap saja merasa terisolasi.

Merasa kesepian dan menyendiri bukanlah hal yang sama. Kesepian adalah hal subjektif, tergantung pengalaman pribadi masing-masing, sementara menyendiri merupakan aktivitas pilihan individual. 

Seseorang bisa saja merasa senang sendirian dan merasa benci ketika dikelilingi teman-temannya, tetapi dirinya tidak merasakan kesepian. 

Berbeda dengan seseorang yang apabila merasa kesepian, itu artinya dia memang kesepian, baik saat sendiri maupun ketika berada dalam keramaian.

Kesepian seringkali terjadi pada seseorang karena kemungkinan tidak mengetahui bagaimana berbincang dengan orang lain atau bertindak kepada orang lain. 

Namun, penelitian-penelitian berbasis populasi menunjukkan bahwa kemampuan sosialisasi seseorang tidak menunjukkan perbedaan apa-apa terhadap hubungan sosial, terutama bagi orang dewasa.

Faktanya, siapa pun dapat mengalami kesepian. Harta, ketenaran, kekuasaan, penampilan, kemampuan sosial, dan kepribadian yang baik, tidak satu pun dapat melindungi seseorang dari kesepian karena pada dasarnya kesepian merupakan bagian dari tubuh secara biologis.

Sama halnya seperti kelaparan, kesepian merupakan salah satu kinerja tubuh meski itu berbeda pada pusat perhatiannya saja. Kelaparan membuat seseorang menaruh perhatian pada kebutuhan fisiknya, sedangkan kesepian membuat seseorang menaruh perhatian pada kebutuhan sosialnya. 

Tubuh seseorang peduli akan kebutuhan sosialnya karena pada jutaan tahun lalu hal itu merupakan indikator yang hebat tentang seberapa besar kemungkinan manusia dapat bertahan hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline