Lihat ke Halaman Asli

Merekalah yang Tahu Siapa Aku

Diperbarui: 25 Maret 2019   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(dok. pribadi)

"Siapakah aku? Inilah aku sosok yang pendiam di kelas, yang tak banyak omong dan tidak akan angkat bicara sebelum ditanya".

Nah, ketika kalimat tersebut diungkapkan, kemudian kepada siapakah yang akan dijadikan sebagai tempat curahan hatinya? Tentu, sependiam-pendiamnya ia di kelas, ia memiliki satu atau dua orang untuk menerima semua isi hatinya di kala suka maupun duka.

Ya, sahabat, yang bisa disebut juga sebagai teman dekat. Sahabat pasti dimiliki oleh setiap orang pada umumnya. Merekalah orang terpercaya bagi kita, yang biasa ada disaat kita jatuh ataupun bangkit, mereka yang selalu ada dan menemani kita.

Tak lupa, identik dengan saling curhat tentang apapun yang telah kita lalui, maupun rencana atau harapan untuk suatu masa yang akan datang. Disanalah seorang sahabat mengalahkan keberadaan orang tua, ataupun guru BK, karena kepada sahabatlah kita bebas menceritakan apapun terang masalah kita tanpa adanya rasa sungkan.

Lalu, bagaimanakah jika seorang sahabat dikaitkan dengan stakeholder dalam Bimbingan Konseling? Tak sedikit dari kita yang memang terbuka dengan guru BK, bahkan kita lebih suka curhat dengan orang-orang yang kita telah kita percaya untuk menjaga rahasia.

Akan tetapi, menurut saya, saya lebih condong pada sahabat yang selalu ada di suka dukaku. Meskipun masalah belum terselesaikan, setidaknya rintangan menjadi "plong". Jadi, disinilah sahabat lebih masuk sebagai konselor terbaik bagi kita. Merekalah yang serba tahu akan masalah-masalah yang kita hadapi.

"Tak perlu kata SEMPURNA, cukup kalian yang selalu ada".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline