Lihat ke Halaman Asli

Demokrasi Berdarah

Diperbarui: 23 September 2025   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Artikel ini membahas situasi politik di Nepal, khususnya terkait kebijakan pemerintah yang membatasi akses media sosial. Kebijakan tersebut memicu kemarahan rakyat karena dianggap membungkam kebebasan berekspresi dan menghalangi ruang kritik terhadap pemerintah.

Kebebasan berbicara sangat penting dalam demokrasi karena menjadi wadah bagi rakyat untuk menyuarakan aspirasi, kritik, dan tuntutan terhadap keadilan sosial. Di Nepal, kebijakan pembatasan justru memicu demonstrasi besar-besaran yang berakhir ricuh. Aparat menggunakan kekerasan, termasuk gas air mata dan peluru karet, sehingga banyak rakyat terluka bahkan meninggal.

Peristiwa ini menunjukkan bagaimana lemahnya demokrasi jika pemerintah menutup ruang dialog dan merespons kritik dengan kekerasan. Kejadian tersebut meninggalkan trauma sosial serta menurunkan kepercayaan rakyat terhadap negara.

Pesan utama artikel adalah pentingnya kebebasan berpendapat, ruang dialog, dan sikap pemerintah yang mendengarkan suara rakyat agar demokrasi tidak berubah menjadi tirani yang berdarah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline