Lihat ke Halaman Asli

Moto GP Mandalika: Segudang Tantangan Menyelinap Dibalik Secercah Harapan yang Menghampiri

Diperbarui: 26 April 2022   06:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Moto GP Mandalika 2022 (Foto: Moto GP)

Tahun 2022 hadir sebagai kebangkitan dari perekonomian Indonesia yang sempat terpuruk oleh hantaman pandemi. Pasalnya, Indonesia atau lebih tepatnya Lombok Tengah baru-baru ini sedang mendapatkan perhatian dunia atas kesuksesannya menyelenggarakan event olahraga berkelas dunia, yaitu Moto GP yang dinamai sebagai Pertamina Grand Prix of Indonesia.

Sebagai bentuk keseriusan pemerintah Indonesia dalam menyelenggarakan acara ini membuat  pemerintah tidak segan-segan mengucurkan dana dengan jumlah yang tidak sedikit. Diketahui bahwa setidaknya demi mendukung kesuksesan MotoGP ini pemerintah telah menyuntikkan dana sebesar 1,3 Triliun kepada Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Tidak hanya itu, pemerintah Indonesia diketahui juga turut menyalurkan dana kepada kementrian dan lembaga (k/l) sebesar 1,18 Triliun yang artinya jika ditotal secara keseluruhan perhelatan Moto GP Mandalika ini telah menyedot dana negara sebesar 2,48 Triliun Rupiah.

Bukan tanpa alasan pemerintah Indonesia rela menggelontarkan dana dengan jumlah yang cukup fantastis mengingat kondisi perekonomian Indonesia yang belum sepenuhnya pulih setelah terhantam pandemi. Nyatanya keputusan pemerintah untuk mengeluarkan dana fantastis ini dilatarbelakangi oleh keyakinan bahwa MotoGP dapat memberikan dampak ekonomi yang luar biasa bagi Indonesia serta dapat dimanfaatkan sebagai sebuah lokomotif penggerak ekonomi setelah masa krisis.

Pertamina Grand Prix of Indonesia yang digelar pada 18-20 Maret 2022 lalu yang menghadirkan 24 pembalap berkelas dunia terbukti mendatangkan pundi pundi uang yang tentunya memberikan dampak ekonomi yang fantastis bagi ekonomi lokal. Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa test pramusim yang diselenggarakan pada bulan Februari lalu telah mampu memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat lokal sebesar 500 Milyar Rupiah dengan perkiraan 11 ribu tenaga kerja lokal yang terserap dalam penyelenggaraannya. Dimana angka ini nyatanya naik sebesar 4x lipat ketika Moto GP berlangsung  pada bulan berikutnya dengan perkiraan 50-70 ribu tenaga kerja yang terserap dan terlibat dengan kesuksesan acara ini.

Ditambah lagi hadirnya fakta bahwa kini MotoGP mandalika telah mengantongi kontrak selama 10 tahun dari Dorna Sport selaku promotor dari MotoGP yang menjadikannya sebagai event tahunan berskala dunia yang akan rutin diselenggarakan setiap tahunnya di Indonesia. Semua fakta ini telah menjadikan masyarakat dan pemerintah Indonesia menaruh harapan yang besar kepada Moto GP dalam mendorong pembangunan ekonomi negara. 

Bangkitnya Pariwisata Setelah Terpuruk Dua Tahun Lamanya

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa industri pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak atas hantaman pandemi yang melanda dunia sejak awal tahun 2020 lalu. Tak terkecuali bagi pariwisata di NTB yang menurut data Dinas Pariwisata Provinsi NTB sempat jatuh tersungkur sejak tahun 2020, padahal satu tahun sebelumnya mampu menarik jumlah kunjungan wisatawan sebesar 2.151.561 kunjungan dan jatuh terjun bebas ke angka 360.613. Kenyataan ini cukup menjadi ironi sebab pariwisata dengan segala kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi negara yang pada akhirnya juga sempat dinobatkan sebagai leading sector bagi perekonomian Indonesia harus mengalami mati suri dalam waktu yang tidak sebentar.

Namun, hadirnya MotoGP di Lombok Tengah pada awal tahun 2022 ini mampu lahir sebagai secercah harapan bagi pariwisata NTB yang sempat lesu terhantam pandemi. Berdasarkan laporan Mandalika Grand Prix Association (MGPA) diketahui bahwa penonton MotoGP yang berasal dari NTB hanya sebesar 8,9% dari keseluruhan jumlah pengunjung yang artinya 91,1% sisanya berasal dari luar NTB.

Melihat komposisi pengunjung yang didominasi oleh pengunjung non-NTB maka sudah dipastikan bahwa acara ini mampu menghasilkan perputaran uang/ multiplier effect yang besar. Perputaran uang ini berasal dari pengeluaran wisatawan dalam memenuhi kebutuhan berwisatanya, seperti akomodasi, tranportasi, makanan dan minuman, hingga oleh-oleh.

Misalnya saja dalam sektor akomodasi, MotoGP Mandalika yang diketahui akan mendatangkan 24 pembalap beserta 2500 kru jika menggunakan estimasi dua orang dalam satu kamar maka telah mampu mengisi 1.250 kamar yang disediakan di Mandalika. Tentu saja jumlah ini hanya meliputi jumlah pembalap dan kru yang akan bertanding, sebab diketahui pula bahwa acara ini mampu menjual habis keselurahan tiket yang ditawarkan dengan jumlah total sebesar 62.000 tiket Besarnya jumlah kunjungan yang terjadi di Lombok Tengah sebagai akibat dari perhelatan Moto GP Mandalika telah membuat tingkat okupansi hotel yang umumnya hanya mampu terisi 30% dari keseluruhan kapasitas menjadi 100% dalam semua jenis akomodasi yang ditawarkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline