Lihat ke Halaman Asli

Edric Galentino

Software Engineer - Mahasiswa di Universitas Mercubuana Jakarta

Diskursus Cokro Manggilingan untuk Evaluasi Diri dan Perencanaan Diri

Diperbarui: 5 Mei 2024   16:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Google.com

, serta kaitannya dengan kaidah etika dan sopan santun dalam format 5W1H:


1. What (Apa): 

Diskursus Cokro Manggilingan merupakan sebuah konsep dalam budaya Jawa yang mengacu pada refleksi diri, introspeksi, dan evaluasi pribadi. Dalam praktiknya, ini adalah proses di mana seseorang secara kritis mengevaluasi perilaku, pikiran, dan tindakan mereka sendiri.


Google.com

2. Why (Mengapa): 

Diskursus ini penting untuk pengembangan pribadi dan pertumbuhan spiritual. Dengan melakukan evaluasi diri, seseorang dapat mengenali kelebihan dan kekurangan mereka, serta menetapkan tujuan dan perencanaan untuk memperbaiki diri.

3. Who (Siapa): 

Diskursus Cokro Manggilingan dapat dilakukan oleh siapa saja yang ingin melakukan introspeksi diri dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Tidak ada batasan dalam hal siapa yang dapat mempraktikkan diskursus ini.

4. When (Kapan): 

Diskursus ini bisa dilakukan kapan saja, namun biasanya dilakukan secara berkala sebagai bagian dari rutinitas spiritual atau refleksi pribadi. Beberapa orang mungkin memilih untuk melakukannya setiap hari, sementara yang lain mungkin melakukannya seminggu sekali atau bahkan bulanan.

5. Where (Dimana): 

Tempat untuk melakukan diskursus ini dapat bervariasi sesuai preferensi individu. Beberapa orang mungkin memilih lingkungan yang tenang dan terisolasi untuk refleksi pribadi, sementara yang lain mungkin merasa nyaman melakukan diskursus ini di tempat ibadah atau di rumah mereka sendiri.

6. How (Bagaimana): 

Proses diskursus ini melibatkan introspeksi mendalam, dimulai dengan refleksi atas tindakan dan pikiran yang telah dilakukan dalam periode waktu tertentu. Selanjutnya, seseorang mengevaluasi apakah tindakan dan pikiran tersebut sesuai dengan nilai-nilai etika dan sopan santun yang dipegang teguh. Dari sini, perencanaan diri dilakukan dengan menetapkan tujuan untuk memperbaiki diri sesuai dengan hasil evaluasi tersebut.


Google.com


Adapun kaitannya dengan kaidah etika dan sopan santun adalah bahwa proses ini membantu seseorang untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai moral dan sosial yang diakui oleh masyarakat. Dengan melakukan evaluasi diri dan perencanaan berkelanjutan, seseorang dapat lebih baik dalam menjaga sikap yang sopan, menghormati orang lain, dan bertindak sesuai dengan norma-norma yang diterima secara luas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline