Lihat ke Halaman Asli

Sendi Suwantoro

Ketua SEMA FTIK IAIN Ponorogo 2023/2024

UKT Mahal, Antara Keinginan Kuliah dan Beban Ekonomi: Mencari Solusi Tepat

Diperbarui: 2 Februari 2024   09:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.aspirasionline.com/2017/12/sistem-pendidikan-menindas-bernama-ukt/

Uang Kuliah Tunggal (UKT) di berbagai perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi topik hangat yang tak kunjung usai. Keberatan atas besaran UKT yang dianggap mahal oleh sebagian mahasiswa dan orang tua terus bermunculan, menimbulkan dilema antara keinginan untuk mengenyam pendidikan tinggi dan kenyataan beban ekonomi yang kian berat.

1. Akar Persoalan UKT Mahal

Akar permasalahan UKT mahal bersumber dari beberapa faktor, antara lain:

Keterbatasan Dana Pemerintah Pendanaan pendidikan dari pemerintah masih belum ideal, sehingga PTN dituntut untuk mencari sumber pendanaan mandiri. UKT menjadi salah satu solusi untuk menutupi kekurangan dana tersebut.

Ketidaktepatan Data Pendataan kemampuan ekonomi mahasiswa yang menjadi dasar penetapan UKT tidak selalu akurat, sehingga tak jarang mahasiswa dengan kondisi ekonomi kurang mampu terbebani UKT tinggi.

Ketidakjelasan Formula UKT Formula penetapan UKT di beberapa PTN masih dianggap kurang transparan dan akuntabel, menimbulkan keraguan dan pertanyaan dari mahasiswa.

2. Dampak UKT Mahal

UKT yang mahal dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti:

Terhambatnya Akses Pendidikan Mahasiswa dari keluarga kurang mampu bisa terhalang untuk melanjutkan pendidikan tinggi karena UKT yang tinggi.

Beban Psikologis Kekhawatiran dan stres dalam memenuhi biaya UKT dapat mengganggu fokus dan mental mahasiswa dalam belajar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline