Lihat ke Halaman Asli

Selvia Indrayani

Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Sulitnya Silaturahmi di Masa Pandemi

Diperbarui: 14 Mei 2021   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Silaturhami Saat Idulfitri (dokpri)

Tahun ini pandemi masih menjamah bumi pertiwi. Rasanya sudah tidak tahan lagi dan ingin terbebas dari derita ini. Dua tahun pula suasana Idulfitri diselimuti dengan  pandemi. Ingin bersilaturahmi, tetapi tetap mawas diri.

Sebagai masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi silaturhami, rasanya berkunjung saat momen Idulfitri menjadi sebuah kebutuhan dan keharusan. Sayangnya acara silaturahmi dengan saling mengunjungi bisa berdampak penularan virus covid-19. Musuh yang satu ini tak kasat mata. Ada yang bisa bertahan karenanya, namun ada pula yang harus berpulang karena kehadirannya.

Hingga saat ini, masyarakat masih ada yang tidak percaya adanya virus ini. Pemerintah dengan gencar memberikan arahan protokol kesehatan. Sementara di lapangan, masyarakat ada yang patuh, ada pula yang tidak. Ada sebagian orang ketakutan luar biasa untuk ke luar rumah dan sangat berhati-hati dengan menerapkan protokol kesehatan secara luar biasa. Di sisi lain, ada pula yang bebas berkelana bahkan tanpa menerapkan prokes.

Inilah realita yang ada. Pemerintah tidak dapat memaksakan aturan, tetapi memberikan himbauan. Setidaknya ada arahan untuk mencegah atau mengurangi penularan Covid-19. Mau dijalankan atau tidak, kembali kepada diri masing-masing.

Walaupun saat ini kecanggihan teknologi telah mempermudah silaturahmi, tetapi tetap saja ada rasa yang berbeda jika Idulfitri tidak dapat berjumpa langsung dengan keluarga. Video Call merupakan salah satu cara untuk dapat menjalin silaturhami di masa pandemi. Sayangnya tidak semua orang dapat melakukan ini karena alasan jaringan atau keterbatasan teknologi. 

Berikut ini empat kesulitan yang dialami untuk bersilaturahmi selama pandemi:

1. Larangan Tidak Mudik Dari Pemerintah

dok.TribunNews

Dua tahun ini, larangan tidak mudik dari pemerintah memang meresahkan. Di satu sisi, kerinduan silaturahmi dan bertemu sanak keluarga makin terasa. Di sisi lain, kekhawatiran akan keselamatan sanak saudara di kampung halaman jadi pertimbangan.

Pro dan kontra terjadi di masyarakat terkait larangan tidak mudik dari pemerintah. Adanya pemeriksaan di berbagai perbatasan terkesan menghalangi silaturahmi. Pastinya larangan ini bertujuan menekan penyebaran virus. Kerinduan dan keinginan silaturahmi menyebabkan tetap ada yang mencoba untuk mudik.

2. Pandangan Masyarakat

Selama pandemi, ternyata masih ada masyarakat yang merasa bahwa virus ini hanyalah rekayasa atau konspirasi belaka. Tak dapat dipungkiri bahwa ini disebabkan adanya beberapa oknum yang menyebabkan kepercayaan masyarakat menipis. Selain itu, rasa jenuh menyebabkan masyarakat enggan mematuhi aturan. Padahal telah ada juga korban akibat virus ini. Pandangan masyarakat menjadi salah satu bagian penting terjalinnya silaturahmi secara langsung atau secara virtual. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline