Lihat ke Halaman Asli

Seliara

TERVERIFIKASI

Dentist

World Water Day 2021, Karena Air adalah Kehidupan

Diperbarui: 23 Maret 2021   00:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar oleh rony michaud dari Pixabay

Senin 22 Maret 2021 diperingati sebagai Hari Air Sedunia. Hari Air diperingati sebagai bentuk kesadaran dan upaya mencegah krisis air di masa depan. Ketersediaan air bersih harus kita jaga mulai sekarang. Setiap orang harus mulai sadar tentang pentingnya keberadaan air, karena air adalah kehidupan, tanpa air tak ada makhluk bisa hidup di dunia ini.

Diambil dari laman  resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Sejarah Hari Air tercetus saat berlangsungnya konferensi PBB di Rio de Janeiro, Brazilia. Saat itu konferensi PBB sedang membahas tentang Lingkungan dan Pembangunan.  

Tema Hari Air Sedunia Tahun 2021 adalah Valuing Water, yaitu tentang arti air bagi manusia, nilai sebenarnya dan bagaimana kita dapat menghargai air dengan lebih baik.

Apalagi saat pandemi seperti sekarang ini, dimana kita sudah terbiasa mencuci tangan lebih sering dari sebelumnya. Bagi ibu rumah tangga seperti saya, keperluan air di masa pandemi ini terasa lebih banyak. Kita memerlukan lebih banyak air bersih diantaranya untuk mencuci baju lebih sering dan mencuci semua barang belanjaan, sebelum disimpan di kulkas. 

Untuk bisa melakukan itu semua, tentu diperlukan jumlah air bersih lebih banyak. Bersyukur kita hidup di Indonesia, dengan sumber air yang melimpah. Di tempat tinggal saya, di wilayah Bintaro Jakarta Selatan, saya bahkan masih menggunakan air tanah untuk berbagai keperluan, termasuk untuk memasak. Demi melindungi sumber air di rumah, saya berencana membuat sumur resapan, supaya air hujan bisa masuk ke dalam tanah untuk menjaga ketersediaan air tanah.

Meski kita hidup di wilayah dengan ketersediaan air cukup, kita tetap harus berhemat. Hal kecil yang sudah biasa saya lakukan sejak dulu, misalnya menggunakan air bekas mencuci beras atau sayuran  untuk menyiram tanaman. Kebetulan saya mempunyai banyak tanaman di rumah. Selain bisa menghemat air, penggunaan air bekas cucian beras dan sayur juga merupakan pupuk alami bagi tanaman. 

Secara pribadi saya merasa harus bisa lebih menghargai air adalah saat saya bersama suami dalam perjalanan dari Mesir ke Palestina. Saat itu kami melakukan perjalanan darat melalui Pegunungan Sinai. Sejauh mata memandang hanya tampak perbukitan batu menjulang, tanpa pohon besar. Hanya ada beberapa ilalang atau bila ada pohon besar jumlahnya sangat terbatas. Bahkan pantainya pun tanpa pohon kelapa dan tumbuhan lainnya.

dokpri

Yang kedua adalah saat saya baru memasuki wilayah Yordania. Saya sempat terpesona dengan model pertanian gurun yang ada di sana. Banyak rumah kaca untuk melindungi tanaman pertanian dari cuaca ekstrim. 

dokpri

Dan saat bus berhenti di toko oleh-oleh, saya turun dan melihat area sebelah toko yang kebetulan merupakan area pertanian. Penasaran saya melihat ada apa di dalam rumah kaca kecil itu dan bagaimana pengairan di sana. Perlahan saya masukkan kamera di dalam rumah kaca itu untuk melihat kondisi di dalamnya. Dan beginilah penampakan bagian dalamnya. Tanaman jagung yang masih kecil ini perlu dilindungi dari cuaca ekstrim. Setelah besar mereka bisa lebih tahan tanpa perlindungan. Di dalam ini juga ada selang-selang air yang membuat si jagung muda ini mampu bertahan hidup.

dokpri

Juga pertanian kol dan daun bawang yang subur ini

dokpri

Setela saya amati, ada banyak selang-selang kecil berisi air untuk mengairi setiap tanaman. Begini penampakannya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline