Lihat ke Halaman Asli

Akhmad Saefudin

An Amateur Writer

Beruntung, Ada Waktu Menulis Lagi

Diperbarui: 20 Mei 2019   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pribadi

RISIH juga menuliskan pengalaman mengisi waktu menunggu berbuka. Karena masalah terberat adalah melawan kantuk dan meningkatnya potensi tidur saat berpuasa. Kalaupun ada hobi dan aktivitas positif untuk menunggu waktu berbuka, rumusnya simpel: kurangi saja dengan jam tidur dan malas-malasan.

Yang jelas ritual tidurku memang berubah sejak lama. Malam tak lagi menjadi selimut untuk melelapkan raga. Setiap hari, rutenya hampir sama: berangkat kerja sore, pulang dinihari. Harapannya sampai rumah bisa beristirahat, tetapi sayang sia-sia. Seringnya, waktu melek diperpanjang sampai pagi, baru setelahnya tidur sampai siang hari. Ritual ini ternyata bertahan di bulan puasa.

Kalaupun ada yang harus disyukuri dari Bulan Ramadhan, terutama tahun ini, setidaknya dua hal. Pertama, waktu berkumpul bareng keluarga lebih banyak. Ini berkah Ramadhan paling nikmat tentunya. Karena waktu kerja bisa digeser setelah maghrib, maka waktu jelang berbuka menjadi quality time bareng anak-anak. Biasanya dimanfaatkan dengan jalan-jalan keliling kota.

Kedua, adalah kesempatan menulis yang seolah kian terbuka. Selama puasa, mendadak 'dipaksa' menulis lagi, hobi lama yang kerap timbul tenggelam dan menemukan peraduan selama puasa. Tetapi apapun selalu butuh triger, butuh momentum, maka tantangan Samber THR Kompasiana setidaknya menjadi pemantiknya.

Jujur, sebagai penulis amatir, menjaga konsistensi menulis itu teramat sulit. Padahal, sebagai practical skill, seperti halnya public speaking, maka belajar menulis adalah dengan menulis dan menulis. Bagaimana memperbaiki tulisan agar semakin agus dan enak dibaca, seperti penulis-penulis kawakan, ya menulislah. Learning by doing, trial and error. Untuk yang satu ini, layaklah aku berterima kasih pada Kompasiana.

Nah, kembali ke muka. Sebagian dari waktu menunggu berbuka itu memang kuhabiskan di depan laptop. Wah, hebat dong, menulis terus. Jangan khusnudzon dulu, sebagian besar kuhabiskan dengan membaca tulisan apapun, termasuk di Kompasiana. Sambil mendengarkan musik, barulah kalau ada ide lantas menulis.

Nah, aktivitas yang hampir sama juga dilakukan saat malam hari. Sepulang kerja sampai jelang sahur, selepas sahur dan selepas shalat subuh. Ya begitulah aktivitasku selama puasa, belum bisa banyak menyediakan waktu untuk beribadah. Tetapi mudah-mudahan tak mengisinya dengan aktivitas yang tak berguna, apalagi merugikan. []




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline