Lihat ke Halaman Asli

Nurul Fauziah

Mencintai tulis-menulis

Tuhan, Lalu Apa?

Diperbarui: 19 Juli 2021   18:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan, Lalu Apa? (image by pasja1000 via Pixabay)

Seperti kata-kata dalam tabula rasa.
Bersih suci jiwa adalah sukma.
Katanya, kita lahir tanpa buku noda.
Lembar hidup dimulai dengan pelita.

Lalu, apa?

Kadang, kau hidup bersisian dengan musibah.
Pagi malam tak lekang tak tentu arah.
Kadang, jelas niat hendak menuju berkah.
Tapi nestapa senang menantang amarah.

Lalu, apa?

Apa yang harus kita lakukan?
Bara api di dada masih tersimpan.
Desak resah mengejar doa dan harapan.
Kata orang tua, "selama nyawa dikandung badan."

Jatuh, bangkit. Lalu jatuh. Kembali bangkit.
Campur aduk emosi layaknya bukit ke bukit.
Jangan tanya seberapa riuh dunia yang rumit.
Kata orang tua, "kalau tak punya Tuhan, segalanya pasti sulit."

Kalau begitu, Tuhan ...
Oleh negara yang berfoya dalam adu domba kedengkian.
Oleh jiwa-jiwa yang tenggelam dalam kebencian.
Tanah surga kami, dibayangi oleh penyakit dan kematian.

Perang sindir, makian, dan hinaan sekarang biasa.
Korupsi merajalela, tamak bergerilya, rakyat sengsara.
Kami tahu kehendak alam bisik-bisik berdoa.
Bilang, kami harus binasa. Namun, kau menolaknya.

Kau bilang, "Tidak. Tunggulah. Bersabarlah."
Ah, kami terlupa.

Karena, belas kasih kau beri waktunya.
Biar tangan-tangan menengadah saat malam nan gulita.
Doa kami mengangkasa walau diri terhina.
Kata orang tua, "Tuhan sedang menguji kita."

Tapi Tuhan, lalu apa?


[Solok, 13 Juli 2021: Keep Fighting buat rekan-rekan yang sedang berjuang!] 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline