Lihat ke Halaman Asli

Pak Anies, Kami Menunggu Realisasi KJP Plus

Diperbarui: 27 Februari 2018   16:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: dodiprananda.wordpress.com

Berbicara tentang sekolah untuk anak-anak dengan orang tua berpenghasilan rendah bahkan tidak mampu, tentu tidak terlepas dari tanggung jawab seorang gubernur selaku 'ayah' dari semua anak-anak di Jakarta. Untuk itu, program kerja dari pemerintah kota Jakarta yang perlu ditinjau adalah Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus.

Pada November 2017, Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Bowo Irianto mengatakan, anggaran untuk program KJP Plus pada 2018 naik sekitar Rp 560 miliar dibandingkan anggaran KJP pada 2017. Dana yang dianggarkan untuk program KJP Plus pada Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2018 yakni Rp 3,9 triliun. Ada beberapa hal yang membuat anggaran KJP Plus meningkat. Pertama yakni adanya perubahan besaran satuan KJP (kompas.com).

Anak tidak sekolah untuk pertama kalinya akan menerima bantuan pendidikan pada tahun ini. Tentunya akan menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi pemerintah untuk mengelola dana tersebut. Anggaran yang sebegitu besar sangat riskan untuk diselewengkan. Apalagi jumlah anak-anak yang akan menerima dana tersebut tidak sedikit.

Tentu diperlukan data yang sangat akurat untuk program ini tepat sasaran. Oleh karena itu, dilakukanlah verifikasi faktual yang rencananya dimulai per 14 Maret 2018. Obyeknya adalah data 80 ribu anak hasil penyaringan dari 116 ribu yang pernah disebut Gubernur Anies Baswedan pada masa kampanye. Anak-anak tersebut berasal merupakan anak putus dan tidak pernah sekolah. Verifikasi ini ditargetkan rampung dalam sebulan (tempo.co).

Banyak yang berharap agar kebijakan ini segera diterapkan. Hal ini dikarenakan pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Selain itu, prilaku anak yang tidak sekolah sudah sangat memprihatinkan contohnya pembegalan dan geng motor. kebanyakan pelaku aksi tersebut adalah anak-anak usia pelajar. Tidak hanya itu, ditemukan juga anak-anak yang keluyuran menjadi pengamen saat waktu sekolah.

Kondisi ini diharapkan bisa menjadi pemicu bagi pemerintah Jakarta khususnya Gubernur Anies Baswedan untuk mempercepat pembinaan melalui KJP Plus. Selama ini program yang direncanakan Anies terkesan lama dan diulur-ulur dengan alasan pematangan konsep. Namun yang terjadi adalah program tersebut menjadi tidak jelas bahkan tidak terdengar kelanjutannya. Tapi kita berfikir positif saja, semoga program KJP Plus ini bisa secepatnya rampung. Sehingga anak-anak putus sekolah bisa kembali belajar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline