Lihat ke Halaman Asli

Alfian Arbi

Aquaqulture Engineer

Borobudur Refleksi Toleransi Dunia?

Diperbarui: 11 Mei 2021   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

Menapakkan kaki ke tanah Jawa pastilah memberikan kesan akan wujud modernitas apa saja yang terlihat waah setiap saat kan? Terutama bagi saya -orang daerah- ketika jarang mengunjunginya.

Namun anehnya desakan arus modernisasi global yang deras kini, tak lantas memburamkan entitas masyarakat pulau Jawa sediri. Yakni kebudayaan masyarakatnya yang masih dipertahankan, dan malah laku dijual dalam konteks-konteks pariwisata. 

Menginjakkan kaki di ujung Timur pulau Jawa –misalnya- di Gerbang Bandara Juanda. Entitas kebudayaan –minimal- simbol tarian khas Jawa Timur dan pernak-perniknya dipamerkan sebagai icon selamat datang kepada tamunya.

Lantas, jika menginjakkan kaki di bagian Barat Pulau Jawa. Kebudayaan Betawi jua hadir lewat simbol-simbol tarian ondel-ondelnya dan pernak-perniknya di balik kemegahan infrastruktur Bandara Soetta.

Nah, kini ketika saya menapakkan kaki agak ke tengah di Pulau Jawa, kita akan mendapati hal serupa? Iya, di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo ini –misalnya- suasana entitas kebudayaan jawa lainnya juga sangat terasa.

Dokumen pribadi

Terutama ya bahasa jawa dan tulisan ala-ala Sansakerta yang menghiasi dinding bangunannya. Hal ini seakan-akan mengundang suasana peradaban tempo dahulu ingin dihidupkan kembali deh.

Hal yang kentara lainnya dirasakan adalah terdapat 3 bahasa yang menjadi bahasa informasi penerbangan di YIA. Hal itu kita rasakan ketika hendak check-in, Boarding pesawat, atau baru saja landing di terminal kedatangan YIA.

Di sana kita akan mendengarkan bahasa jawa, sebagai salah-satu bahasa informasi aktivitas penerbangannya.

Dan yang paling menghanyutkan lagi adalah lentingan musik jawa yang dimainkan dengan paket alat musik Gamelannya, ketika stay di YIA Kulon Progo dengan aktivitas apa saja di sana.

jika disimak mendalam, alunan musik paket gamelan khas jawa tadi berhasil menghasilkan alunan musik harmonis. siapa saja yang sedang mendengarnya, pastilah ikut mendendangkannya diam-diam.

IG @bandarayogyakarta

Melimpahnya perbedaan kebudayaan dari ujung timur hingga ujung barat Pulau Jawa tadi, yang terwakilkan dari sisi kesenian tarian dan musiknya. Apakah terdapat secuil entitas kesamaan ya? Dan dari kesamaan itu bisa dijadikan akar, serta pijakan guna perekat toleransi dan persatuan kita di kehidupan modern kita ya?
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline