Lihat ke Halaman Asli

Lipur_Sarie

Ibu rumah tangga yang mencintai alam

Sssttt...300 Jaran Kepang (Njathil Yukkkk...)

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13538981401276495821

Taman Budaya Jawa Tengah kembali menyelenggarakan perhelatan akbar yang bertajuk seni tradisional. Tepatnya "Festival Kesenian Tradisional yang mengusung tema Tradisi Menjaga Harmoni". Kegiatan tersebut diselenggarakan pada tanggal 24 - 27 Nopember 2012 dan terbuka untuk umum. Acara pembukaan pada hari Sabtu, 24 Nopember 2012 jam 19.00 wib - selesai di Pendapa Taman Budaya Jawa Tengah dengan : 1. Tari "Golek Montro" dari Pura Mangkunegaran. 2. Persembahan tari dari kelompok Lahere Sulawesi Selatan. 3. Tari "Ratoh Duek" dari Nangro Aceh Darussalam. 4. Lenong "Jawara Tanang Abang" dari DKI Jakarta. Hari Minggu, 25 Nopember 2012 jam 19.00 wib -selesai  : 1. "Damar Wulan Ngenger" dari Banyumas Jawa Tengah. 2. Tari "Semangat Rindu" dari Kalimamtan Timur. 3. Ludruk "Sopo Ngiro" dari RRI Surabaya Jawa Timur. Senin, 26 Nopember 2012 jam 19.00 wib - selesai : 1. "Cokro Sudarmin Lahir", dari Srandul Klaten Jawa Tengah. 2. Gamelan " Selonding" dari Kembang Ceraki Bali. 3. Kethoprak " Rangsang Penangsang " kelompok gabungan Jawa Tengah. Selasa, 27 Nopember jam 19.00 wib - selesai : 1. Wayang beber " Joko Kembang Kuning" dari Pacitan Jawa Timur. 2. Tari " Dua Suku ", Komunitas Pintu Dua Papua. 3. Langen Mandra Kethoprak " Nagih Janji" dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain kegiatan pementasan malam hari, ada juga pementasan jaran kepang sebanyak 300 penari yang di selenggarakan pada hari Minggu mulai jam 09.30 wib - selesai yang bertempat di Pendapa Taman Budaya Jawa Tengah, ada juga Pameran Seni Rupa yang bertempat di Galeri Seni Rupa. Pameran kali ini memamerkan jenis-jenis kain lurik, batik, seni logam (tembaga), kerajinan dari cangkang penyu, lukisan wayang beber, wayang kulit, lukis kaca, seni ukir, keris dan patung. Wisata kuliner tradisional juga ada & Sarasehan Seni Pertunjukan Tradisional tentunya. Saya sudah semangat 2012 untuk melihat acara pembukaan, akan tetapi berhubung cuaca malam minggu kurang mendukung, akhirnya saya datang pada hari Minggu siang untuk menyaksikan pementasan Jaran Kepang. Ketika saya sampai di Pendapa Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), ada salah satu kelompok Jaran Kepang yang masih gladi bersih. Dan berapa lama kira-kira jam 09.30 wib acara pementasan Jaran Kepang dimulai. Saya dan anak saya memilih tempat duduk deret nomor dua dari depan. Satu per satu kelompok Jarang Kepang tampil dengan ciri khasnya masing-masing. Dari sekian kelompok yang tampil, saya paling suka dengan kelompok Jaran Kepang Turangga Seta. Karena dari sisi iringan, rias busana maupun tarinya sudah tergarap dengan baik. Bahkan di akhir sajiannya, para penari membentuk piramida, sehingga tepuk tangan penonton seolah tak berhenti sampai para penari menghilang di balik pendapa.

[caption id="attachment_211368" align="aligncenter" width="458" caption="klp turangga seta di akhir pementasan"]

13538983301637029945

[/caption] [caption id="attachment_211370" align="aligncenter" width="608" caption="salah satu penari jaran kepang setelah pentas"]

13538987131849857410

[/caption] Tari Jaran Kepang atau Kuda Lumping atau Jathilan adalah salah satu kesenian rakyat di Jawa yang bercerita tentang kehebatan prajurit berkuda.Properti yang digunakan adalah anyaman bambu yang berbentuk kuda. Gerakannya dominan menggunakan gerak kaki, dan kebanyakan menggunakan gongseng (lonceng kecil yang berjumlah banyak dan dipakai di kaki). Tari merupakan tari kelompok, bisa ditarikan oleh perempuan atau laki-laki. Sehingga banyak pola lantai yang bisa digunakan. Misalnya pola lantai blumbangan (lingkaran), jejer wayang (berjajar ) dll. Dalam sebuah pementasan, tari misalnya. Dikatakan berhasil jika ada kerjasama yang baik antara penampil dan kru yang berada di belakang panggung. Walaupun pementasan pada waktu siang hari, tata cahaya tetap diperlukan guna mendukung suatu pementasan, mesti secara visual penggunaan tata cahaya lebih terasa pada pementasan malam hari. Begitu juga dengan sound system. Tanpa yang satu ini, iringan atau vokal dalam tiap kelompok tidak akan terdengar oleh penonton. [caption id="attachment_211369" align="aligncenter" width="475" caption="mas-mas yang bertugas di bag lighting dan sound(selain yang baju coklat tentunya)"]

13538985791037959334

[/caption] Nah...bagi Kompasianer yang mungkin saat ini sedang berada di Solo, silahkan datang ke Taman Budaya Jawa Tengah, Jl. Ir Sutami no 57 Kentingan dan terlibat langsung dalam perhelatan seni yang indah ini. Salam budaya...



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline