Lihat ke Halaman Asli

Teguran Alam Disaat Hening

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di malam yang sunyi  udara yang sejuk , membuat pikiran hatiku larut dalam ketenangan dan kesunyian ,sehingga aku bisa mendengar dengan jelas suara binatang di sekitarku  terdengar suara kodok , suara jangkrik, dan suara hembusan angin ,terasa sangat indah pada detik detik yang seperti itu . yang membawa aku kepada perenungan , dimana aku merenungkan bahwa alam ini sebetulnya sangat indah dan tenang , akan tetapi mengapa hidup ini kadang terasa sangat jenuh dan bising , itu di karenakan manusianya sendiri yang ribut , bukan alamnya yang ribut . dan dari situ pula kusadari bahwa batinkupun sebetulnya menginginkan ketenangan dan kedamaian , akan tetapi pikiranku sendiri yang terkadang selalu ribut ribut sendiri .melewati malam itu banyak hal yang aku sadari , aku sadar bahwa terkadang keegoisanku ,itu timbul karena pikiranku selalu ribut sendiri lari dari sini dan lari kesana , sibuk sendiri sehingga kebisingan tersebut yang menyebabkan aku tidak bisa mendengar suara orang lain suara hati orang lain di karenakan diriku hanya terseret oleh kebisingan keributan pikiranku sendiri .di keheningan itu pula kusadari bahwa aku adalah bagian dari alam yang harus bisa menerima alam ini sebagai mana adanya dan menghargainya serta menjaganya , bukannya alam yang harus menerimaku  atas kemauanku sendiri yang menyebabkan keegoisan dan penghancuran , yang juga berarti menghancurkan diriku sendiri .




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline