Lihat ke Halaman Asli

Sapti Nurul hidayati

Ibu rumah tangga

Konferensi Internasional Sound of Borobudur, "Music Over Nations", Menemukan Atmosfer Baru Destinasi Wisata Candi Borobudur

Diperbarui: 3 Juli 2021   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Helatan Konferensi Internasional SOB (doc.pri)

Hari Kamis, 24 Juni 2021 lalu saya menyaksikan sebuah perhelatan istimewa, yang merupakan rangkaian dari kegiatan Sound of Borobudur (SOB) Movement. Yakni Konferensi Internasional bertajuk "Music Over Nations: Menggali Jejak Persaudaraan Lintas Bangsa Melalui Musik" yang saya ikuti via media Zoom, melalui platform mice.id. Kegiatan ini sendiri digelar di Balkondes Karangrejo Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Acara ini terselenggara berkat kerjasama yang apik antara Kemenparekraf dengan Yayasan Padma Sada Svargantara sebagai inisiator Sound Of Borobudur Movement dan Kompas Group. Acara yang digelar secara daring dan luring ini berlangsung dengan meriah.

Nara sumber yang dihadirkan sebagai pembicara adalah para ahli yang berkompeten di bidangnya. Baik ahli di bidang musik, etnomusikologi, cagar budaya tak benda, pariwisata, dan juga seni budaya.

Hadir pula sebagai pembicara ahli dari akademisi dan birokrat, yang menguasai bidang industri kreatif, seni musik serta ekonomi kreatif, asosiasi pariwisata, dan praktisi wisata seni budaya yang berpengalaman.

Bentuk kegiatan dari konferensi ini adalah pemaparan dan diskusi oleh narasumber. Para peserta baik daring maupun luring bisa mengajukan pertanyaan langsung kepada nara sumber.

Pembukaan Konferensi Internasional Sound Of Borobudur

Sekitar pukul 09.15 WIB acara seremoni konferensi internasional SOB dimulai. Di awali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya secara bersama-sama oleh seluruh peserta. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan.

Sambutan pertama disampaikan oleh Ir. Purwa Tjaraka, selaku Pengampu Utama Yayasan Padma Sada Svargantara. Dalam sambutannya, Ir. Purwa Tjaraka menyampaikan bahwa musik adalah kebutuhan hidup, dan menjadi media yang tepat bagi semua orang untuk bekerja sama.

Ir. Purwa Tjaraka, Pengampu Utama Yayasan Padma Sada Svargantara (doc.pri)

Tinggi rendahnya budaya suatu bangsa berkaitan dengan komposisi dan kompleksitas nada dan aransemen musiknya. Dan relief Candi Borobudur menunjukkan bangsa kita dahulu maju dalam bermusik.

Di mana, musik tidak hanya ditampilkan seorang sendiri, melainkan secara bersama (orkestra). Ini artinya komposisi nada dan bunyi sudah dipahami oleh masyarakat Jawa Kuno saat itu.

Purwa Tjaraka berharap, Sound of Borobudur ini dapat menjadi identitas dari Borobudur sebagai pusat musik dunia. Yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas.

"Kita akan merangkai kembali keterhubungan antarbangsa melalui alat musik yang terpahat di relief Candi Borobudur dengan dukungan semua pihak. Sekali lagi, kita kerjakan warisan yang tak ternilai harganya untuk bangsa dan negara." pungkasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline