Lihat ke Halaman Asli

Alfred Alder, Erik H. Erikson, Karen Horney, dan Harry Stack Sullivan

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Alfred Alder (psikologi individual)

Alfred semula anggota bahkan ketua masyarakat Psikoanalisis Wina yang menjadi organisasi pengembangan teori Freud, namun kemudian memisahkan diri karena mengembangkan ide – ide sendiri. Dia kemudian membentuk kelompoknya sendiri, yakni individual psychology. Perbedaan prinsip Alder dengan Freud adalah sebagai berikut :

Freud memandang komponen kehidupan yang sehat adalah kemampuan “mencintai dan berkarya”. Bagi Alder masalah hidup selalu bersifat sosial. Funsi hidup sehat bukan hanya mencintai dan berkarya, tetapi juga merasakan kebersamaan dengan orang lain dan memperdulikan kesejahteraan mereka. Manusia dimotivasi oleh dorongan seks yang mengatur tingkah laku. Dorongan sosial adalah salah sesuatu yang dibawa sejak lahir, meskipun kekhususan hubungan dengan orang dan pranata sosial ditentukan oleh pengalaman bergaul dengan masyarakat.

Freud memandang kepribadian sebagai proses biologic – mekanistik, sedang Alder termasuk pelopor ego kreatif (ego – creative). Ego adalah sistem subyektif yang sangat dipersonifikasikan, yang menginterpretasi dan membuat pengalaman organism menjadi penuh makna. Ego juga aktif mencari dan menciptakan pengalaman baru untuk membantu pemenuhan gaya hidup pribadi yang unik

 

Erik H. Erikson (psikoanalitik kontemporer)

Erikson member jiwa baru kedalam teori psikoanalisis, dengan member perhatian yang lebih kepada ego daripada id dan seuperego. Dia masih tetap menghargai teori Freud, namun mengembangkan ide – ide khususnya dalam hubungannya dengan tahap perkembangan dan peran sosial terhadap pembentukan ego. Ego perkembangan melalui respon terhadap kekuatan dalam dan kekuatan lingkungan sosial. Ego bersifat adaptif dan kreatif, berjuang aktif (otonomi) membantu diri dalam menangani dunianya. Erikson masih mengakui adanya kualitas dan inisiatif sebagai bentuk dasar pada tahap awal, namun hal itu tidak hanya bisa berkembang dan masak melalui pengalaman sosial dan lingkungan. Dia juga mengakui sifat rentan ego, defense yang irasional, efek trauma – anxiety – guilt yang langgeng, dan dampak lingkungan yang membatasi dan tidak perduli terhadap individu. Namun menurutnya ego memiliki sifat adaptif, kreatif dan otonom (adaptable, creative, dan automony). Dia hanya memandang lingkungan bukan semata – mata menghambat dan menghukum (Freud), tetapi juga mendorong dan membantu individu. Ego menjadi mampu – terkadang dengan sedikit bantuan dari terapis – mengenai masalah secara efektif.

 

Karen Horney (psikoanalisis sosial)

Freud berpendapat penis envy adalah gambaran wanita yang interior dan cemburu karena peran kelaminnya lebih rendah dari laki – laki, sedangkan Horney berpendapat bahwa penis envy adalah simbolik wanita yang menginginkan persamaan status dan keuasaan seperti pria. Horney mengemukakan 10 kebutuhan neurotic manusia yaitu 

Kebutuhan kasih sayang dan penerimaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline